Selasa, 22 Desember 2009

AMDAL

„ AMDAL/EIA : AnalisisMengenaiDampakLingkungan/
Environmental Impact Assessment
„ AMDAL : studilingkunganuntukmelihatbesardanpentingnya
dampaksuatukegiatanterhadaplingkungan:
¾ Fisik: strukturtanah, geologi, bentanglahan
¾ Kimia : pencemaranair, udaradantanah
¾ Biologi: dampakterhadapfloadanfauna
¾ Sosial
¾ Ekonomi
¾ Budaya
¾ Kesehatanmasyarakat

„ KewajibanAMDAL diIndonesia diaturdalam: PP no. 27 tahun1999
„ KegiatanwajibAMDAL diaturdalamKepMenLHno.17 than 2001,
misal:
¾ Bendungan: tinggi> 15 m atauluas200 ha
¾ Jalantol: wajib, jalanlayang> 2 km
¾ Irigasi: luas> 2000 ha
¾ Pembangunan jalan:
9 Kota besar: > 5 km
9 Kota sedang: > 10 km
9 Pedesaan: > 30 km
„ Kegiatanyang tidakwajibAMDAL (KepMenLHno. 86 tahun2002):
melaksanakanUpayaPengelolaanLingkungan(UKL) danUpaya
PemantauanLingkungan(UPL)

Dokumen AMDAL
„ Terdiridari5 dokumenpenting:
¾ KerangkaAcuan(KA) : sebagaidasarpelaksanaanstudiAMDAL
(disusunsebelumkegiatanAMDAL dilaksanakan)
¾ AnalisisDampakLingkungan(ANDAL) : dokumenyang memuat
studidampaklingkungan
¾ RencanaPengelolaanLingkungan(RKL) : upaya-upaya
pengelolaanlingkunganuntukmengurangidampaknegatifdan
meningkatkandampakpositif, misal: pengelolaanlimbah
¾ RencanaPemantauanLingkungan(RPL) : upayapemantauan
untukmelihatkinerjaupayapengelolaanyang dilakukan, misal:
pengukurankualitasair danudaradititik-titiktertentu
¾ Executive summary : memuatringkasandokumenANDAL, RKL
danRPL
„ HasilutamastudiAMDAL adalahdokumenRKL danRPL

Tahapan Studi AMDAL
„ Penyusunan Kerangka Acuan
„ Uraian Rencana Kegiatan (alam feasibility
study)
„ Identifikasi dampak
„ Rona Lingkungan Awal (Environmetal Setting)
„ Prediksi Dampak
„ Assessment dan Mitigasi dampak

Kerangka Acuan
Terms of Reference (TOR)
„ Dibuatberdasarkanstudikelayakan(feasibility study)
suatuaktivitas
„ MerupakandasardalampelaksanaanstudiAMDAL,
misal:
¾ Daerah studi
¾ Jumlahdanlokasisampel
¾ Isuutamayang akantimbul, misal: masalahkualitas
udarayang akanberdampakkekondisisosialdan
kesehatanmasyarakat
„ HarusmelaluipersetujuanTim TeknisAMDAL didaerah
tingkatII/ propinsi/ pusat

Kerangka Acuan
Terms of Reference (TOR)
„ KerangkaAcuandapatdisusundalam3 cara:
¾ KA telahdisusunolehkomisiyang bertanggungjawab
ataubersama-samadenganpemrakarsaproyek
(sesuaidenganPeraturanPemerintah)
¾ KA disusunbersamaantarakomisiyang bertanggung
jawab, pemrakarsaproyekdanpelaksanaAMDAL
ataukonsultanAMDAL.
¾ KA disusunolehpelaksanaAMDAL kemudian
diajukankepadapemrakarsaproyek.

Kerangka Acuan
Terms of Reference (TOR)
„ Hal-halpentingyang perludiperhatikandalam
penyusunanKA antaralain :
¾ Judul, latarbelakangstudiAMDAL dantujuandari
studiAMDAL
¾ DasarpendekatanstudiAMDAL dananalisisnya
¾ Metodologipenelitian
¾ Jadwalpenelitian
¾ Organisasitim
¾ Biayapenelitian

Identifikasi Dampak Penting
„ Berdasarkankomponenkegiatandankomponenlingkunganyang terkena
dampak
¾ Komponenkegiatandibagiberdasarkantahap:
¾ Prakonstruksi: pembebasanlahan, pematanganlahan, dll
¾ Konstruksi: pemasangantiangpancang, pembetonan, dll
¾ Pascakonstruksi: pengoperasianjalantol
„ Komponenlingkungan: aspekfisik, kimia, biologi, sosekbuddankesmas
„ Dibuatmatriksantarakomponenkegiatandankomponenlingkungan
„ Ukuranbesardanpentingnyadampak:
¾ Jumlahmanusiayang terkenadampak
¾ Luaswilayahsebaran
¾ Intensitasdanlamanyadampak
¾ Banyaknyakomponenlingkunganyang terkenadampak
¾ Sifatkumulatifdampak
¾ Berbalikatautidakberbaliknyadampak

Rona Lingkungan Awal
„ Tinjauanlapanganuntukmenganalisiskondisi
lingkungansebelumadakegiatan
„ Tinjauanlapangandapatberupa:
¾ Pengukuranlangsungdanwawancara(data primer) :
pengukurankualitasudara, air, interview dengan
masyarakatsetempat, dll
¾ Pengumpulandata sekunderdariinstansiterkait
„ Data dasaruntukmengkajibesardanpentingnya
dampak

Prediksi Dampak
„ Berdasarkan besaran dari komponen kegiatan
„ Perkiraan besarnya dampak terhadap lingkungan secara
kualitatif dan kuantitatif, misal : besarnya peningkayan
konsentrasi pencemar udara dan luas sebarannya
„ Prediksi menggunakan metodologi yang secara ilmiah
dapat diterima. Contohnya menggunakan model-model
matematis ataupun software yang sudah ada di pasaran,
misalnya untuk melihat dispersi udara menggunakan
model Dispersi Gauss

Assessment Dampak
„ Berdasarkanronaawaldanprediksidampak
„ Mengacukepadastandar/bakumutuyang berlaku,
misalnyabakumutuair limbah, kebisingan, dll
„ Rona awal+ prediksi= > <>
„ Ukurandampak:
¾ Jumlahmanusiayang terkenadampak
¾ Luaswilayahsebaran
¾ Intensitasdanlamanyadampak
¾ Banyaknyakomponenlingkunganyang terkena
dampak
¾ Sifatkumulatifdampak
¾ Berbalikatautidakberbaliknyadampak

Mitigasi Dampak
„ Upaya Pengelolaan yang harus dilakukan :
„ Penggunaan sarana WWTP
„ Alat pengendali pencemaran udara
„ Penggunaan peredam suara, dll
„ Dituangkan dalam dokumen RKL (Rencana Pengelolaan
Lingkungan) untuk seluruh komponen kegiatan yang
memberikan dampak penting terhadap komponen
lingkungan
„ Tingkat keberhasilan upaya mitigasi dampak diukur
dengan pemantauan yang dituangkan dalam dokumen
RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
„ Pelaksanaan RKL dan RPL harus dilaporkan secara
periodik ke instansi terkait

Metodologi ANDAL
„ Warner & Bromley (1974) membuatklasifikasimetodeANDAL,
yaitu:
¾ Metode Ad Hoc : sangatsedikitmemberikanpedomancara
melakukanpendugaan, relatifmudah, singkat, tetapikurang
keterpaduandaridisiplin-disiplinilmuyang terlibat.
¾ Metode Overlays : menggunakansejumlahpetadilokasiyang
akandibangunproyekdandaerahsekitarnya, tiappeta
menggambarkankomponen-komponenlingkunganyang lengkap
(meliputiaspekfisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi, dansosial-
budaya).
9 Kelebihan: dalammelakukanevaluasi, pemilihanalternatif
danmengidentifikasidampaktertentu.
9 Kekurangan: tidakdapatmenyajikandampakkuantitatif

¾ Metode Matrices : merupakanbentuk checklist dalamdua
dimensi, denganbentukmatrikstersebutdapatditetapkan
interaksiantaraaktivitasproyekdengankomponenlingkungan.
Kelemahannyaadalahtidakdapatmenggambarkandampak
tidaklangsung. MetodeinidikenaljugadenganMetodeLeopold.
¾ Metode Network : metodeyang disusunberdasarkansuatu
daftaraktivitasproyekyang salingberhubungandengan
komponen-komponenlingkunganyang terkenadampak.
9 Kelebihan: dapatmenggambarkanadanyadampaklangsung
dantidaklangsungsertahubunganantarkomponen
lingkungan.
9 Kekurangan: setiaporangdapatmeyusunbentukaliran
dampakyang berbedatergantungtingktkeahliandan
pengalamannya.

¾ Metode Checklist : berbentukdaftarkomponenlingkunganyang
kemudiandigunakanuntukmenentukankomponenmanayang
terkenadampak. Berdasarkanperkembangannya, metode
Checklist dibagimenjadi:
9 Checklist sederhana(simple checklist)
9 Checklist denganuraian(descriptive checklist)
9 Checklist berskala(scaling checklist)
9 Checklist berskaladenganpembobotan(scale weight
checklist)

„ Metodelainnyayang jugaseringdigunakanantaralain :
a. MetodeLeopold atauMatriksInteraksiLeopold (1971) :
terdiridari100 macamaktivitasdengan88 komponen
lingkungan. Identifikasidampaklingkungandariproyekditulis
dalaminteraksiantaraaktivitasdankomponenlingkungan.
9 Langkahpertama : setelahmatriksdibuatkemudian
menentukandampakdaritiapaktivitasproyekpada
komponenlingkungan.
9 Langkahkedua : menentukanbesaran(magnitude) dan
tingkatkepentingan(importance) dampak. Penilaianberskala
1 (nilaipaling rendah) sampai10 (nilaipaling tinggi) dandiberi
tanda+ atau–untukmasing-masingdampak.

MetodeMatriksDampakdariMoore (1973) : matriksMoore
dibagimenjadi6 kategoriyang berbeda, yaitu:
9 Pembentuktimbulnyaaktivitasdanaktivitaslain yang
berhubungan
9 Potensiperubahanlingkungan
9 Pengaruhpadalingkunganyang utama
9 Pemanfaatanpadamanusiayang terkena
9 Potensikerusakanyang ditimbulkanolehaktivitas
9 Besaranumumdaripotensipengurangandaripemanfaatan
manusia

c. MetodeSorensen (1971) : merupakan Network Analysis yang
pertama, disusununtukdigunakanpadaproyekpengerukandasarlaut
(dredging). Dalammetodeinidiidentifikasiberbagaihubungantimbal
balikatausebabakibatadanyaaktivitasproyek.
c. MetodeMacHarg(1968) : dikenaljugasebagaiMetode Overlays
d. MetodeFisher danDavies (1973) : terdiriatas3 matriksyang disusun
secarabertahap, yaitu:
9 Tahappertama: matriksmengenaievaluasilingkungansebelum
proyekdibangun(Environmental Baseline)
9 Tahapkedua: matriksdampaklingkungan(Environmental
Compatibility Matriks)
9 Tahapketiga: matrikskeputusan(Decision Matriks)

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
„ RKL : merupkan bagian dari AMDAL suatu proyek, RKL disusun
berdasarkan hasil dari studi ANDAL. Kedudukan RKL dalam
AMDAL dapat dilihat pada gambar berikut :

„ Pemantauan Lingkungan (Duinker, 1983) : pengukuran berdasarkan
waktu atau pengulangan pengukuran pada komponen atau
parameter lingkungan pada waktu-waktu tertentu.
„ Kegunaan pemantauan :
„ Untuk menguji pendugaan dampak
„ Untuk mendapatkan efektivitas dari aktivitas atau teknologi yang
digunakan untuk mengendalikan dampak negatif
„ Untuk mendapatkan tanda peringatan sedini mungkin mengenai
perubahan lingkungan
„ Untuk mengumpulkan bukti-bukti untuk menunjang tuntutan-tuntutan
ganti rugi.

teknologi bersih

Teknologi Bersih : Strategi pengelolaan lingkungan yang
bersifat preventif dan terpadu yang diterapkan secara terus
menerus pada proses produksi, produk dan jasa sehingga
meningkatkan eko-efisiensi dan mengurangi terjadinya resiko
terhadap manusia dan lingkungan (UNEP).
Pada awalnya pengelolaan lingkungan didasarkan pada
pendekatan kapasitas daya dukung (Carrying Capacity
Approach) akibat terbatasnya daya dukung alamiah
untukmenetralisir pencemaran yang semakin meningkat.
Upaya dalam mengatasi masalah pencemaran berubah
pendekatan pengolahan limbah yang terbentuk (End Of Pipe
Treatment ).

Padakenyataannyatidakmemecahkanpermasalahann
yang ada. Dalamprakteknyapendekatanpengolahan
limbahmengalamiberbagaikendala.
9 Rendahnyapentaatandanpenegakanhukumdan
peraturan.
9 LemahnyaperangkatPeraturanyang tersedia.
9 Rendahnyatingkatkesadaran.
9 Sifatnyareaktifataubereaksisetelahlimbahituterbentuk.
9 Memerlukanbiayainvestasi, operasisertapemeliharaan
relatiftinggi. Hal tersebutmenjadisalahsatualasan
mengapakalanganindustritidakataubelumdapat
melaksanakanpengelolaanlingkungansecaraoptimal.

End-of-pipe Treatment Technology
Pengendalianpencemarandenganpenerapanteknologiyang umum
dilaksanakanpadasaatiniadalah‘teknologiperlakuanakhir’ atau
‘end-of-pipe treatment technology’.
ƒ Konsepinimerupakankonsepperintahdanpengendalian
[command and control] yang hanyameninjaupembebananpada
salahsatumedia udara, air, atautanahdanmenyelesaikansatu
masalahyang tertujupadasuatukegiatan.
ƒ Pemikiranyang parsialiniseringmenimbulkanmasalah, karena
penangananhanyaberdasarkanpadapengelolaanyang paling
mudah.
Hal positif dari pengembangan konsep ‘end-of’pipe treatment
technology’ adalah memacu pertumbuhan konsultan teknik dan
pembuat peralatan yang berkaitan dengan unit pengolahan baik
limbah fasa gas atau limbah cair.
Hal yang menggembirakan ini jarang didukung oleh kemampuan
analisis yang memadai dari konsultan untuk menyelesaikan
masalah pada kegagalan operasi, karena seringkali konsultan tekn
ini hanya sebagai penjual teknologi atau peralatan saja. Sebagai
akibatnya, sasaran pengelolaan lingkungan dengan pengendalian
pencemaran ini tidak dapat dicapai secara menyeluruh.
Penyebab lainnya adalah kegagalan sistem cost accounting yang
belum dapat menilai biaya kerugian lingkungan sehingga
pengusaha, pemilik, dan pengelola industri berpendapat bahwa
biaya pembangunan dan pelaksanaan suatu pengolah limbah
adalah biaya tambahan [external cost].

Cleaner Production
ƒ Konsep ini memiliki hierarchy di mana recycle harus dilakukan langsung
(in-pipe recycle). Jadi penyelesaian masalah lingkungan ditekankan
pada sumber pencemaran bukan pada akhir proses seperti pada end-of-
pipe treatment technology.
ƒ Konsep ini meliputi pemanfaatan sumber alam secara efisien yang
bermakna pula bagi penyusutan limbah yang dihasilkan, pencemaran,
dan penyusutan risiko bagi kesehatan dan keselamatan manusia.
ƒ Konsep ini tidak selalu membutuhkan kegiatan yang mahal atau
teknologi canggih tetapi sering kali menghasilkan penghematan yang
potensial sehingga meningkatkan daya saing di pasar.
ƒ Konsep ini membutuhkan perubahan sikap, pengelolaan lingkungan
yang bertanggung-jawab dan penilaian pilihan teknologi. Produksi
bersih yang sederhana untuk diterapkan adalah good housekeeping

Substitusi Bahan Baku dan Bahan
Pembantu
„ Mengganti bahan baku yang mengandung
bahan berbahaya dengan bahan yang tidak atau
lebih sedikit mengandung bahan berbahaya
dan baracun (B-3).
„ Mengganti bahan pelarut dan bahan pembersih
yang mengandung bahan berbahaya.

Memperbaiki Sistem Tata Rumah Tangga
„ Mengurangi kehilangan bahan baku, produk dan
energi sebagai akibat adanya kebocoran, dan
tumpahan.
„ Menempatkan peralatan dengan baik untuk
menghindari terjadinya tumpahan dan
kontaminasi.
„ Menyediakan dan menggunakan penampung
tetesan, tumpahan dan kebocoran.
„ Mencegah tercampurnya aliran limbah dari
sumber yang berbeda.

Modifikasi Produk
„ Memformulasikan kembali rancangan produk
untuk mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan setelah produk tersebut dipakai.
„ Menghilangkan kemasan yang berlebihan dan
tidak perlu.
„ Meningkatkan masa pakai produk (product
lifetime.
„ Mendisain produk sehingga produk tersebut
dapat didaur ulang.

Modifikasi Proses
„ Mengganti peralatan yang rusak dan perbaikan
tataletaknya ntuk mengoptimalkan aliran bahan
dan efisiensi produk.
„ Memperbaiki kondisi proses seperti kecepatan
aliran, temperatur, tekanan dan waktu
penyimpanan,untuk memperbaiki kualitas
produk akhir dan mengurangi terbentuknya
limbah.

Keuntungan Dalam Penerapan
Teknologi Bersih
„ Meningkatkan efisiensi.
„ Mengurangi Biaya Pengolahan Limbah.
„ Konsevasi Bahan Baku dan Energi.
„ Membantu Akses Kepada Lembaga Finansial.
„ Memenuhi Permintaan Pasar.
„ Memperbaiki Kualitas Lingkungan.
„ Memenuhi Peraturan Lingkungan.
„ Memperbaiki Lingkungan Kerja.
„ Meningkatkan Persepsi Masyarakat.

Prioritas Dalam Penanganan
Masalah Limbah
„ Menghilangkan atau mengurangi timbulan limbah di sumbernya (di
hulu proses industri) baik in-process maupun daur ulang closed-
loop.
„ Mendaur ulang limbah : di industri/pabrik itu sendiri, atau di tempat
lain.
„ Menggunakan teknologi pengolahan limbah yang aman guna
mengurangi toksisitas, mobilitas atau mengurangi volume limbah.
„ Menyingkirkan (dispose) limbah ke lingkungan dengan
menggunakan metode rekayasa yang baik dan aman.
„ Recovery tanah dan air tanah yang tercemar (remediasi)

Limbah : Masalah Lingkungan atau Ekonomi ?
„ Limbahmerupakankehilangankarena:
9 Bahanbakuhilangmenjadilimbah
9 Biayaburuhhilangpercuma
9 Penangananlimbahmahal
„ Biayapenangananlimbahseringmelebihibiayaupahburuh
„ Jadi, limbahadalahmasalahekonomikarenanyareduksilimbah
memberikankeuntunganyang kompetitif
„ Proses :
9 Teknologibersihlebihefisiendalammenggunakansumberdayadan
penggunaanbahan
9 Teknologibersihdapatmengurangirusaknyamaterial
9 Recovery dan reuse darimaterial
9 Recycle limbahyang terbentuk
9 Mengadakanpengawasandanpengolahanlimbahdanemisisebelum
dibuang
9 Minimasidanpengawasanterhadapkebisingan

Strategi Teknologi Bersih
„ Sumberdayaalamyang semakinlangka Æ sumberdayaalamyang tak
terbaharukan.
„ Merubahinput bahanbakukesistemuntukmengurangipenggunaan
bahan-bahankimiatoksik(beracun).
„ Mereduksilimbahdenganefisiensikonversibahanbakumenjadprodukdan
produksamping(by-product) yang bermanfaat.
„ Merubahrancangan, komposisiataupengemasanproduk.
„ Produk :
9 Mengurangibahan-bahanyang masuk
9 Memilihmaterial alternatifyang berdampakpaling kecilterhadap
lingkungandalamdaurhidupnya
9 Menjadikanlebihberguna
9 Meningkatkanefisiensidalamprosesoperasi
9 Meningkatkanprodukuntukagar mudahuntukdilakukan recycle
9 Mengurangiataumencarialternatifkemasan
9 Efisiensidalamdistribusidanpenyaluran

„ Pemisahanlimbahdisumber
9 HindaricampuranlimbahB3 dengannon B3
9 Limbahyang berbentukpadatan: tidakdilembabkan
9 Pemberianlabel, tandapadatumpukanataukontainerlimbahB3
„ Penggunaan raw material
9 Meminimalkanpenggunaan raw material yang ekstraksiatau
purifikasinyamengahsilkanresidudalamjumlahbesar.
9 Menghindaripenggunaan raw material yang transportasinyake
industrimenghasilkanresidudalamjumlahbesar.
„ Modifikasiproses
Perubahandalambahanbaku, peralatan, proseduroperasi, cara
penyimpananbahan, misalnyapenggatianpelarutorganikdengan
pelarutlain (air), penggantianbahanbakukualitaslebihtinggi,
sehinggalimbahberbahayadapatdihindari.

Prinsip Reduksi Limbah
„ Reduce : gunakanlebihsedikitbahan
„ Reuse : Di lain batch untukprodukyang sama
„ Remake : bilatidak reuse, rework kedalamprodukyang lebih
murah
„ Recycle : reintroduce bahanbekasbersamabahanbakubaru
walaupuntidakselaluekonomis, namunberwawsanlingkungan.
Reduksilimbahsebetulnyatidakmahaldantidakmembutuhkanmodal
yang besar. Yang dibutuhkanadalahmerubahperilakudalam
berusaha.

Contoh Upaya Reduksi Limbah
„ Volume kemasan produk seminimal mungkin
„ Packaging dari produk dirancang agar pemisahan komponennya mudah
dilakukan
„ Digunakan wadah produk cair yang dapat diisi ulang
„ Hindari packaging terbuat dari bahan yang berbahaya yang dapat
terlindikan jika dibuang ke landfill
„ Produk yang berkategori berbahaya diangkut melelui jalan yang aman dan
dikemudikan oleh supir yang sudah terlatih
„ Menggunakan sesedikit mungkin pengemas yang berbeda
„ Memilih pasokan bahan ke industri yang bersedia mengambil kembali
pengemasnya
„ Menghindari produk yang ikatannya satu dengan yang lainna sulit dilepas,
seperti lem atau solder
„ Menghindari penggunaan bahan yang berbeda yang mungkin sulit untuk
dipisahkan nanti
„ Menggunakan komponen plastik yang telah terstandarisasi
„ Memilih cairan yang dapat direcovery jika tumpah

Program 6R
„ Refine, memurnikan atau menghilangkan kontaminan dari bahan baku atau
bahan pembantu
„ Reduce, mengurangi kebutuhan bahan baku secara stokiometri proses
sehingga mengurangi limbah
„ Reuse, pemakaian kembali bahan baku/pembantu proses untuk proses
yang serupa
„ Recycle, pemakaian kambali bahan baku/pembantu dan hasil samping
proses untuk proses yang berbeda
„ Recovery, pengambilan kembali meterial yg masih memiliki nilai tambah
„ Retrive to Energi, merubah material sisa proses menjadi sumber energi
Manfaat : penghematan biaya dan meningkatkan daya saing produk di
pasar ekspor


Pengendalian Gas

Jenis Pencemar Gas
z VOC (Volatile Organic Carbon)
z SO2
z NOx
z CH4
z H2S
z NH3

Metode Pengendalian Gas
z Absorpsi
z Adsorpsi
z Kondensasi
z Pembakaran (Combustion)
z Biofiltrasi

Absorpsi
z Mekanisme dimana satu atau lebih zat
pencemar dalam aliran gas di eliminasi dengan
cara melarutkannya dalam liquid (air)
z Gas yang dapat dieliminasi dengan proses
absorpsi:
„ SO2„ H2S
„ Cl
2 „ NH3 „ NOX
„ Senyawa hidrokarbon dengan C-rendah
z Alat pengendali proses absorpsi disebut
“Scrubber”

Teori Dasar Absorpsi
z Transfer Massa dari fasa gas ke fasa cair
yang dikendalikan oleh:
z Gas Film
z Liquid Film
z Jenis Absorber
z Packed Tower
z Plate Tower
z Spray Tower
z Liquid Jet Scrubber

Keunggulan
Packed dan Plate Tower
z Kehilangan tekanan rendah
z Dapat digunakan fiberglass/plastik
z Efisiensi relatif tinggi
z Biaya investasi relatif murah
z Tidak membutuhkan space yang luas
z Mampu menyisihkan gas dan partikulat

Kelemahan
Packed dan Plate Tower
z Menimbulkan masalah pencemaran air
z Menghasilkan produk basah
z Debu yang mengendap dapat menyumbat
kolom atau plate
z Biaya perawatan relatif tinggi

Adsorpsi
z Proses dimana gas atau uap pencemar tertahan
pada permukaan padat
z Adsorbent:
Permukaan padat yang mampu menarik molekul
gas pencemar
z Adsorbate:
Molekul gas pencemar yang tertahan pada
permukaan padat
z Adsorber:
Alat pengendalian dengan prinsip adsorpsi

Keunggulan Adsorber
z Produk dapat di-recovery
z Sistemnya berjalan secara otomatis
z Mampu menyisihkan zat pencemar
konsentrasi rendah (sangat rendah)

Kelemahan Adsorber
z Untuk me-recovery produk perlu proses
z Kerusakan adsorbent
z Perlu uap panas (steam) untuk regenerasi
z Biaya investasi cukup tinggi
z Perlu filter agar partikulat tidak menyumbat

Kondensasi
z Proses penyisihan gas pencemar dengan
cara merubah fasa dari fasa gas ke fasa
cair/liquid
z Metode:
z Penurunan Temperatur
z Menaikkan Tekanan
z Kombinasi Keduanya
z Jenis Kondensor
z Kondensor Kontak Langsung
z Kondensor Permukaan

Keunggulan dan Kelemahan
Kondensor
z Keunggulan
z kondensor permukaan menghasilkan senyawa
yang murni
z Pendingin yang digunakan di daur ulang
z Kelemahan
z Effisiensi relatif rendah

Combustion
z Reaksi oksidasi gas polutan organik atau anorganik
secara cepat dan dalam kondisi panas
menghasilkan CO2 + H2O
z Reaksi Pembakaran
Fuel + oxidizer + ignition ⎯→ hasil pembakaran
z Faktor yang berpengaruh:
z Oksigen (air-fuel ratio)
z Temperature
z Turbulensi
z Time

Keunggulan Combustion
z Operasinya sederhana
z Daur ulang panas hasil pembakaran
z Efisiensi penghancuran senyawa organik
tinggi

Kelemahan Combustion
z Biaya operasi relatif mahal
z Bahaya ledakan
z Katalis dapat teracuni
z Pembakaran tidak sempurna
z Menghasilkan pencemaran yang lebih buruk

Biofiltrasi
z Proses penyisihan gas pencemar dengan
memanfaatkan aktifitas mikroorganisme
z Penggunaan
Untuk menghilangkan bau




UDARA

Pencemaran Udara
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999
Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Pencemaran udara (air pollution) : masuknya atau
dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lainnya ke dalam
udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

Pencemar udara (air pollutant) :zat yang berada di atmosfer
dalam konsentrasi tertentu yang bersifat membahayakan
manusia, binatang, tumbuhan atau benda-benda lain.

Sumber pencemarudara (sources of air pollutants) : setiap
usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke
udara yang menyebabkan udara tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.

sumber emisi : antropogenik, biogenik
pencemar
atmosfer : dilusi, dispersi, transportasi, reaksi, etc
pencampur dan transformasi kimia
receptor : manusia, tumbuhan, hewan, material

Sumber pencemar alamiah
sifat : timbul dengan sendirinya tanpa ada pengaruh dari manusia, tidak dapat dikendalikan tetapi sering terjadi
meletusnya gunung berapi O2, H2S, CH4, dan partikulat, kebakaran hutan, emisi HC, CO dan partikulat

Pencemar primer (primary pollutants) : langsung dari sumberz contoh: partikulat, NOx,
CO, SO2, dst.
Pencemar sekunder(Secondary pollutants) : terbentuk oleh interaksi kimiawi antara pencemar primer dan senyawa-senyaw penyusun atmosfer alamiahz contoh : NO2, ozon-O3, Peroxy Acetyl Nitrate (PAN), Asam sulfat, asam nitrat,dst.

Pencemar primer CO dan NO diemisikan pagi hari dari kendaraan bermotor
Puncak konsentrasi CO & NO terjadi pada waktu pagi hari
Pencemar sekunder: NO2 dan O3 terbentuk pada waktu siang hari (reaksi pencemar
primer dengan sinar matahari)

PENGENDALIAN PARTIKULAT
Gravity Settling Chambers
Digunakansebagaipenangkap
debuawaluntuk
menghilangkan(menangkap)
partikeldenganukuranbesar .
Prinsippenyisihanpartikulat
dalam GravitySettler adalah
gasyangmengandung
partikulatdialirkanmelalui
suaturuang(chamber)dengan
kecepatanrendahsehingga
memberikanwaktuyangcukup
bagipartikulatuntuk
mengendapsecaragravitasike
bagianpengumpuldebu(dust
collectinghoppers).
Tergantung pada kecepatan mengendap secara gravitasi
Untuk menyisihkan partikel ukuran besar (sangat kasar, supercoarse) sekitar >=75
mikrometer
Faktor penentu : Vs ,
kecepatan mengendap(terminal settling velocity)

Kelebihan dari gravity settler adalah:
z Desain alat sederhana, mudah untuk dibuat konstruksinya
z Pemeliharaan yang mudah dan biaya pemeliharaan sangat
rendah
Kekurangan dari gravity settler adalah:
z ukurannya besar, memerlukan lahan yang luas
z harus dibersihkan secara manual dalam interval waktu tertentu
z hanya dapat menyisihkan partikel berukuran besar (10-50μm)

Siklon, Mechanical Collectors
z Siklon digunakan untuk menyisihkan partikulat berukuran
lebih besar dari 5 mikron, dengan efisiensi penyisihan
partikulat antara 50 -90%.
z Digunakan sebagai pengumpul awal (pre-collector),
pelindung alat pengendali partikulat efisiensi tinggi (spt
fabric filter, electrostatic precipitator )
z Tidak cocok digunakan bagi industri yang mengemisikan
partikulat basah, krn dapat terkumpul di dinding siklon
atau di inlet (inlet spinner vanes)
Beberapa hal penting tentang siklon

z Prinsip : Menggunakan gaya inersia
partikel
z Udara mengandung partikulat
“dipaksa” utk berputar seperti siklon
z Massa partikel menyebabkan
partikel terlempar dari “vortex”
z Partikel besar memasuki “hopper”,
bagian bawah siklon, sedangkan
aliran udara berputar ke atas dan
keluar lewat lubang exit
z Terdapat dua jenis siklon
(1) Siklon diameter besar : 1 –6 feet
1 ft = 0.3048 m
(1) Siklon diameter kecil : 3 –12 inchi
1 inchi = 2.54 cm

Siklon diameter kecil (dibandingkan
dengan siklon diameter besar):
z Putaran/spinning yg lebih cepat
z Partikel yg terpental dari vortex akan
cepat menyentuh dinding siklon
z Ukuran partikel yg dpt disisihkan
lebih kecil, mampu menyisihkan
partikel berdiameter 5 mikron
z Tdk digunakan utk menyisihkan
partikulat ukuran besar krn bisa
terjadi penyumbatan atau “clogging”

Kelebihan dari siklon
Capital cost yang rendah
z Dapat dioperasikan pada temperatur tinggi
z Pemeliharaan yang mudah
Kekurangan dari siklon adalah:
z Efisiensi rendah (terutama untuk partikel yang sangat kecil)
z Biaya operasi tinggi karena tingginya pressure drop

Particulate Wet Scrubbers
Prinsip Operasi
z Menggunakan gaya inersia partikulat dan droplet untuk mentransfer
partikulat dari aliran gas ke liquid.
z Di dalam scrubber, partikulat dalam aliran udara dipaksa untuk berkontak
dengan liquid droplet, liquid packing material, liquid jet dari pelat
Mekanisme Pengumpulan
z Inertial impaction and interception
z Kemampuan particulate wet scrubber untuk menyisihkan partikulat
tergantung dari :
-Ukuran partikel
-Kecepatan partikel
-Kecepatan droplet

Efisiensi Pengumpulan Partikulat
z Kemampuan terbatas untuk
menyisihkan partikel kurang dari 0.3
mikron.
Kelebihan Scrubber
z Dapat secara simultan/bersamaan
menyisihkan partikulat dan gas
z Digunakan pada sumber yang
mengeluarkan gas atau partikulat
bersifat explosive
z Bentuknya kecil dan dapat
digabungkan dengan unit lainnya
dalam ruang terbatas
Kekurangan Scrubber
z Menimbulkan pencemaran air

Electrostatic precipitator (ESP) menggunakan
medan listrik voltase tinggi untuk memberikan
muatan listrik terhadap partikulat
Partikulat yang sudah bermuatan bergerak melewati
permukaan pelat pengumpul yang bermuatan
berlawanan, sehingga partikulat akan tertarik dan
menempel di pelat pengumpul
Jenis-Jenis ESP
(1) negatively charged dry precipitators
Jenis ini paling sering digunakan di PLTU batubara,
pabrik semen, atau kraft pulp mills
(2) negatively charged wetted-wall precipitators
Jenis ini sering digunakan untuk mengumpulkan
mist atau partikulat yang sedikit basah
(3) positively charged two-stage precipitators
Jenis ini digunakan untuk menyisihkan mist

Prinsip :
z Unit terbagi dalam beberapa field dimana
pemberian muatan terhadap partikulat
akan dilakukan
z Biasanya ESP terdiri dari 3 sampai 10
field, disusun seri searah aliran gas
z Pada unit yang besar, EPS dibagi pada
beberapa chamber secara pararel yang
masing masing memiliki jumlah field yang
sama

Kekurangan dan Kelebihan ESP
z ESP memiliki efisiensi sangat tinggi krn
adanya daya tarik listrik terhadap partikulat
ukuran kecil
z Dapat digunakan jika aliran gas tidak
explosive dan tidak mengandung bahan
yang mudah melekat
z Karakteristik partikulat sangat penting krn
mempengaruhi konduktansi elektrik dalam
lapisan partikulat yang terkumpul di pelat
pengumpul
Resistivity : Ukuran kemampuan partikulat
untuk menghantarkan listrik (ohm-cm). Jika
resistivity naik, kemampuan partikulat untuk
menghantarkan listrik menurun. Kisaran
resistivity yang memungkinkan ESP bekerja
baik (108 to 1010 ohms-cm).

Fabric Filters
Reverse-air-type fabric filter
Prinsip Operasi :
z Fabric filters mengumpulkan partikulat di
permukaan filter bags.
z Partikulat tertangkap akibat gaya inertial
impaction, interception, Brownian diffusion,
and sieving atau penyaringan.
Contoh Fabric Filters
z Reverse-air-type fabric filter
Digunakan di industri besar, partikulat dalam
aliran gas memasuki bag filter dari bawah
Dust cake akan terakumulasi pada bagian
permukaan bag filter, gas yang sudah
tersaring keluar lewat gas outlet.
Jika diperlukan pembersihan bag filter, gas
yang sudah tersaring dapat dialirkan dengan
arah berlawanan agar dapat melepaskan dust
cake yang menempel di bag filter.
Gas yang digunakan untuk membersihkan bag
filter, kembali disaring sebelum dilepaskan ke
udara

Kelebihan dan Kekurangan
z Diaplikasikan untuk penyisihan partikulat dengan efisiensi tinggi
(99% -99.5%)
z Dapat menyisihkan partikulat segala jenis ukuran
z Kinerja fabric filters biasanya tidak tergantung komposisi kimia
partikulat, tetapi fabric filter tidak digunakan untuk gas yang
mengandung senyawa korosif yang bisa merusak filter bag
z Tidak digunakan untuk partikulat yang basah atau lengket karena
akan terakumulasi di permukaan filter dan menghambat
pergerakan gas
z Fabric filters harus didesain dengan hati-hati jka terdapat
partikulat yang mudah terbakar atau mudah meledak



PENGELOLAANB3

„Limbah B3 –Bahan Berbahaya dan Beracun
B3 : Bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta mahluk hidup lain. (PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIANOMOR 18 TAHUN 1999)
„ Limbah B3 : Sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.

IdentifikasiLimbahB3
„ Berdasarkan Sumber :
¾ Tidak spesifik
¾ Spesifik
¾ Bahan kimia kadaluarsa
¾ Tumpahan
¾ Bekas kemasan
¾ Buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi
„ Berdasarkan Karakteristik
¾ Mudah meledak
¾ Mudah terbakar
¾ Bersifat reaktif
¾ Beracun
¾ Infeksius
¾ Korosif
¾ Bersifat toksik

LatarBelakangPengelolaanB3
„ Meningkatnya penggunaan bahan berbahaya dan beracun pada
berbagai kegiatan, antara lain pada kegiatan perindustrian,
pertambangan, kesehatan dan juga kegiatan rumah tangga.
„ Adanya kebutuhan industri penghasil limbah B3 -terutama sekitar
Jakarta -terhadap kesediaan fasilitas pengolahan dan penimbunan
limbah B3 yang berwawasan lingkungan.
„ Meningkatnya upaya pengendalan pencemaran udara dan
pengendalian pencemaran air yang akan menghasilkan lumpur atau
abu yang berbahaya dan beracun.
„ Indonesia merupakan salah satu negara tujuan tempat pembuangan
limbah.

DasarPelaksanaanPengelolaanB3
„ Undang-undangNomor23 Tahun1997 tentangPengelolaan
LingkunganHidup
„ KeputusanPresidenNomor61 Tahun1993, tentangPengesahan
Basel Convention on The Control of TransboundaryMovement of
Hazardous Wastes and Their Disposal
„ PeraturanPemerintahNomor18 Tahun1999 jo. Peraturan
PemerintahNomor85 tahun1999 tentangPengelolaanLimbah
BahanBerbahayadanBeracun
„ SuratKeputusanKepalaBapedal
¾ No. Kep-68/Bapedal/05/1994 tentangPermohonanIjin
PengelolaanLimbahB3
¾ No. Kep-01/Bapedal/09/1995 tentangtentangTata Cara &
PersyaratanTeknisPenyimpanandanPengumpulanLimbahB3
¾ No. Kep-02/Bapedal/09/1995 tentangtentangDokumenLimbah
B3
„ SuratKeputusanKepalaBapedal(lanjutan)
¾ No. Kep-03/Bapedal/09/1995 tentangtentangPersyaratan
TeknisPengolahanLimbahB3
¾ No. Kep-04/Bapedal/09/1995 tentangtentangTata Cara &
PersyaratanPenimbunanHasilPengolahan, Persyaratan
LokasibekasPengolahandanLokasibekasPenimbunan
LimbahB3
¾ No. Kep-05/Bapedal/09/1995 tentangSimboldanLabel Limbah
B3
¾ No. Kep-255/Bapedal/08/1996 tentangTata Cara & Persyaratan
PenyimpanandanPengumpulanMinyakPelumasBekas
¾ No. Kep-02/Bapedal/01/1998 tentangTata Laksana
PengawasanPengelolaanLimbahB3
¾ No. Kep-03/Bapedal/01/1998 tentangProgram Kemitraandalam
PengelolaanLimbahB3 (KENDALI)
¾ No. Kep-04/Bapedal/01/1998 tentangPenetapanPrioritas
Daerah Tingkat I Program KENDALI B3

Bahan Berbahaya-Beracun (B3) dalam Sampah Rumah Tangga
„ Bahanberbahayatidakakanmenimbulkanbahayajika
pemakaian, penyimpanandanpengelolaannyasesuaidengan
ketentuanyang berlaku. Pencampuranduaataukebihbahan
dapatmenimbulkanmasalah. Efekpadakesehatanmanusia
yang paling ringanumumnyaakanterasalangsungkarena
bersifatakut, sepertikesulitanbernapas, kepalapusing, iritasi
mataataukulit.
„ Padakemasanbahan-bahantersebutseharusnyatertera
aturanpenyimpanan, misalnyatidakbolehterpaparpada
temperaturtertentu, ataudiletakkanagar tidakterjangkau
olehanak-anak.

„ Bahan-bahantersebutdigunakandalamhampirseluruh
kegiatandirumahtangga, seperti:
9 Bekascat, tabungbekaspewangiruangan
9 Dari dapur Æ pembersihsaluranair, soda kaustik, semir,
gas elpiji, minyaktanah, asamcuka, kaporitatau
desinfektan, sprirtus
9 Dari kamarmandidancuci Æ cairansetelahmencukur,
obat-obatan, shampoanti ketombe, pembersihtoilet,
pembunuhkecoa
9 Dari kamartidur Æ parfum, kosmetik, kamfer, obat-obatan,
hairspray, air freshener, pembunuhnyamuk
9 Dari ruangkeluarga Æ korekapi, alkohol, baterai, cairan
pembersih
9 Dari garasi/ taman Æ pestisidadaninsektisida, pupuk, cat
dansolvenpengencer, perekat, olimobil, akibekas

„ Bubuk penggosok abrasif : Korosif
„ Pembersih mengandung amunium: Korosif
„ Pengelantang, klorin : Toksik, Korosif
„ Pembersih saluran air : Korosif
„ Pengkilap mebel : Mudah Terbakar
„ Pembersih kaca : Korosif (iritasi)
„ Semir sepatu : Mudah Terbakar
„ Pengkilap logam (perak) : Mudah Terbakar
„ Pembersih toilet dan lantai: Korosif
„ Pembersih karpet/kain : Korosif, Mudah Terbakar
„ Shampo anti ketombe : Toksik
„ Penghilang cat kuku : Toksik, Mudah Terbakar
„ Minyak wangi : mudah Terbakar
„ Obat-obatan : Toksik
„ Oli bekas : Mudah Terbakar, Toksik
„ Aki mobil : Korosif, Toksik
„ Bensin, minyak tanah: Mudah Terbakar, Toksik
„ Cat : Mudah Terbakar, Toksik
„ Pelarut/thinner : Mudah Terbakar, Toksik
„ Baterai : Korosif, Toksik
„ Biosida anti insek : Toksik, Mudah Terbakar
„ Herbisida dan pupuk: Toksik
„ Aerosol : Mudah Terbakar, Mudah Meledak

PelakuPengelolaanLimbahB3
„ Penghasil
„ Pengumpul
„ Pengangkut
„ Pengawas
„ Pengolah (penimbun dan pemanfaat)

„ KetentuanbagipenghasillimbahB3 :
¾ WajibmengolahlimbahB3 ataumenyerahkannyakepada
Pengolah
¾ Tempatpenyimpanansesuaidenganpersyaratan
¾ Melaporkankegiatan
¾ Dapatmenjadipengumpul, pengangkut, pemanfaatatau
pengolahbilamemenuhipersyaratan
¾ Label padakemasan
¾ MengisidokumenlimbahB3
¾ Membantupengawas
¾ Memilikisistimtanggapdarurat

„ KetentuanbagipengangkutlimbahB3 :
¾ IjindariDepartemenPerhubungandenganrekomendasidari
Bapedal
¾ Alatangkutmemenuhiketentuan
¾ Menyerahkandokumenmuatandandokumenlimbah
¾ Menyerahkandokumenkepadapenghasil/pengumpul
¾ Membantupengawas
¾ Mempunyaisistemtanggapdarurat

„ Ketentuan bagi pengumpul limbah B3 :
¾ Lokasi pengumpulan sesuai dengan persyaratan
¾ Membuat catatan tentang kegiatan dan mellaporka kepada Bapedal
¾ Maksimum 90 hari penyimpanan sebelum diolah/diserahkan ke
pengolah
¾ Ijin operasi dari bapedal
¾ Membantu pengawas
¾ Memiliki sistim tanggap darurat

„ Ketentuanbagipengolah/ penimbunlimbahB3 :
¾ MemilikidokumenAmdal
¾ Badanhukum
¾ IjinBapedal
¾ Memilikilaboratorium
¾ Minimum luaslahan1 Ha danmemenuhipersyaratan
¾ Permeablitastanahminimum 10-7 cm/detik
¾ Fasilitaspengolahanataupenimbunansesuaiketentuan
¾ Tekniskegiatandanpemantauansesuaiketentuan
¾ Memilikisistimtanggapdarurat

On-site and Off-site Hazardous Waste
Treatment
„ On-site treatment Æ Penangananataupengolahanlimbahpadat
ataulumpurB-3 dilaksanakandidalamunit kegiatanindustri.
Teknologipengolahansetempat(on-site) dilaksanakandengan
menggunakansalahsatuataubeberapajenisteknologiberikut:
¾ limbahlumpurB-3: perlakuanlumpur& chemical conditioning
¾ Incineration (metodethermal)
¾ solidification (stabilisasi)
¾ penangananlimbahpadatataulumpurB-3
¾ disposal (land fill dan injection well).
„ Off-site treatment Æ Penangananataupengolahanlimbahpadat
ataulumpurB-3 dilaksanakanolehpihakketigadipusatpengolahan
limbahindustri. Pengolahanolehpihakketiga(off-site) dilaksanakan
denganmenggunakansekaligusbeberapateknologi-teknologi
sepertipada on-site treatment.

„ Jenis dan karakteristik limbah padat yang akan diolah harus
diketahui secara pasti, agar dapat ditentukan teknologi
pengolahannya yang tepat dan antisipasi terhadap jenis limbah di
masa mendatang.
„ Jumlah limbah yang dihasilkan harus cukup memadai, sehingga
dapat menjustifikasi biaya yang akan dikeluarkan dan perlu
dipertimbangkan pula, jumlah limbah tersebut dalam waktu
mendatang (1 atau 2 tahun ke depan).
„ On-site membutuhkan tenaga tetap (in-house staff) yang menangani
proses pengolahan, sehingga perlu dipertimbangkan SDM.
„ Peraturan yang berlaku dan antisipasi peraturan yang akan
dikeluarkan oleh pemerintah di masa mendatang dan perlu
mendapat perhatian yang cukup, agar teknologi terpilih tetap dapat
memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah di masa
mendatang.

Incineration (MetodeThermal)
„ Proses pembakaran
„ Gas dan uap beracun
„ Sistem injeksi
„ Pengendalian gas pencemar
„ Pengelolaan bottom ash dan fly ash

„ (5) Pengolahan limbah B3 dengan cara thermal dengan mengoperasikan
insinerator wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut :
„ mempunyai insinerator dengan spesifikasi sesuai dengan karakteristik dan
jumlah limbah B3 yang diolah;
„ mempunyai insinerator yang dapat memenuhi efisiensi pembakaran
minimal 99,99 % dan efisiensi penghancuran dan penghilangan sebagai
berikut :.
1) efisiensi penghancuran dan penghilangan untuk Principle Organic
Hazard Constituent (POHCs) 99,99%;
2) efisiensi penghancuran dan penghilangan untuk Polyclorinated
Biphenyl (PCBs) 99,9999 %;
3) efisiensi penghancuran dan penghilangan untuk Polyclorinated
Dibenzofurans 99,9999 %;
4) efisiensi penghancuran dan penghilangan untuk Polyclorinated
Dibenso-P-dioxins 99,9999 % memenuhi standar emisi udara;
residu dari kegiatan pembakaran berupa abu dan cairan wajib
dikelola dengan mengikuti ketentuan tentang pengelolaan limbah B3

Solidification (Stabilisasi)
„ Stabilisasi adalah pencampuran limbah dengan aditif untuk
menurunkan laju migrasi pencemar dan mengurangi toksisitas.
„ Solidifikasi adalah pemadatan B-3 dengan penambahan aditif.
„ Kedua proses ini saling terkait, sehingga istilah ‘stabilisasi dan
solidifikasi’ sering dianggap mempunyai arti yang sama.
„ Pada ‘stabilisasi dan solidifikasi’, interaksi limbah dan aditif terjadi
secara fisika atau kimia. Interaksi kimia lebih diinginkan karena
bahan pencemar yang terikat bersifat lebih stabil.
„ Keluaran proses ini adalah limbah yang bersifat lebih stabil atau
padat, sehingga memenuhi syarat untuk dibuang ke land fill, sesuai
dengan aturan yang berlaku.

Solidification (Stabilisasi)…(2)
„ TeknisPelaksanaan:
¾ Macroencapsulation Æ limbahB-3 dibungkusdalammatriks
strukturyang lebihbesar.
¾ Microencapsulation Æ sepertipadamacroencapsulationtetapi
B-3 terbungkussecarafisikdalamstrukturkristaltingkat
mikroskopik.
¾ Precipitation
¾ Adsorpsi Æ yaituprosesdimanabahanpencemardiikatsecara
elektrokimiapadabahanpemadatmelaluimekanismeadsorpsi.
Logamberatyang terlarutdalamlimbahdapatdipisahkan
dengancaramengubahsifatnyasehinggakelarutannyamenjadi
lebihkecil, prosesiniyang dikenaldenganpresipitasi.
¾ Absorpsi Æ adalahsolidifikasibahanpencemardengan
menyerapnyakebahanpadat.
¾ Detoxification Æ yaituprosesyang mengubahsuatusenyawa
beracunmenjadisenyawalain yang tingkatracunnyalebih
rendahatauhilangsamasekali.

Disposal
„ Sebagiandarilimbahbahankimia(B3), yang telahdiolahatautidak
dapatdiolahdenganteknologiyang tersedia, harusberakhirpada
pembuangan(disposal).
„ Tempatpembuanganakhiryang banyakdigunakanuntuklimbahB3
antaralain :
¾ Landfill (lahanurug)
¾ Disposal well (sumurpembuangan/injeksi)
„ Lokasi penimbunan limbah B3 wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
„ bebas dari banjir;
„ permeabilitas tanah maksimum 10-7 centimeter per detik;
„ merupakan lokasi yang ditetapkan sebagai lokasi
penimbunan limbah B3 berdasarkan rencana tata ruang;
„ merupakan daerah yang secara geologis dinyatakan
aman, stabil tidak rawan bencana dan di luar kawasan
lindung;
„ tidak merupakan daerah resapan air tanah, khususnya
yang digunakan untuk air minum.

Landfill (LahanUrug)
„ Tata caradanpersyaratanmengenailahanurugsecararincitelah
diaturolehBadanPengendalianDampakLingkunganmelaluiKep-
04/Bapedal/09/1995.
„ PerlakuanLimbahSebelumDitimbun
¾ Tujuannyaadalahuntukmemenuhibeberapapersyaratan
tertentu, sehinggameminimumkandampakyang mungkintimbul
selanjutnya.
¾ Salahsatuperlakuanadalahstabilisasi/solidifikasiyang
bertujuanmengurangipotensiracundankandunganlimbahB3
melaluiupayamembatasidayalarut, pergerakandandaya
racunnya.

Disposal..(2)
Landfill (LahanUrug)…(lanjutan)
„ PenimbunanLimbahB-3
Beberapafaktoryang dipertimbangkandalampemilihanlokasi
penimbunanuntukmeminimumkanresikokesehatanbagimanusia
danlingkungan, antaralain:
¾ Hidrogeologi, meliputiair tanahdanair permukaan.
¾ Geologilingkungan, meliputibatuandasardanbencanaalam.
¾ Pengaruhterhadapflora danfauna.
¾ Topografi, meliputiiklimdancurahhujan.
¾ Keselamatanoperasi.
¾ Penyebaranpenyakit.
¾ Pengaruhterhadaprantaimakanan.
„ Dari pertimbangandiatasadatigakategorilahanurugyaitu:
¾ KategoriI (secured landfill double liner)
¾ KategoriII (secured landfill single liner)
¾ KategoriIII (landfill clay liner)

Landfill (LahanUrug)…(lanjutan)
„ RancangBangunLahanUrugB3
¾ Bagiandasar Æ terdiriatastanahsetempat, lapisandasar, sistem
deteksikebocoran, lapisantanahpenghalang, sistem
pengumpulandanpemindahanlindi, danlapisanpelindung.
Bagiandasarlahanurugharusmampumenahanresapanair dari
luarsertamenahanekspansilimbahB3 kelingkungansekitardan
mengakomodasilindiyang timbul. Lindikemudiandikumpulkan
untukdiolahlebihlanjutdilokasipengolahanlimbahcair.
¾ Bagianpenutup Æ terdiridaritanahpenutupperantara, tanah
tudungpenghalang, tudunggeomembran, pelapistudung
drainase, pelapistanahuntuktumbuhandanvegetasipenutup.
Bagianpenutupberfungsimeminimumkaninfiltrasiair permukaan,
mencegahkontaminasialiranair danterutamauntukmenjamin
keamananlingkunganakibatlimbahB3 selamaperiodesesudah
ditutup.

Disposal..(4)
Sumur Injeksi
„ Sumur injeksi atau sumur dalam (deep well injection) digunakan di
Amerika Serikat sebagai salah satu tempat pembuangan limbah B3
(hazardous wastes). Data tahun 1984 menunjukkan bahwa sekitar
195 sumur digunakan secara aktif sebagai sumur injeksi limbah B3.
„ Pembuangan ke sumur injeksi dilakukan dengan memompakan
limbah cair ke dalam sumur.
„ Pembuangan limbah ke sumur dalam (deep well injection)
merupakan suatu usaha membuang limbah B3, ke dalam formasi
geologi yang berada jauh di bawah permukaan bumi, dan memiliki
kemampuan mengikat limbah, seperti halnya kemampuan formasi
tersebut menyimpan cadangan minyak dan gas bumi.
„ Hal penting untuk diperhatikan adalah struktur dan kestabilan
geologi serta hidrogeologi wilayah setempat.

„ Pembuangankesumurdalamdapatdibagimenjadi5 kelas, yaitu:
¾ KelasI Æ untukmembuanglimbahB3, non B3, jugalimbah
rumahtangga(municipal waste) kelapisanyang beradadi
bawahlapisansumberair yang paling bawah(underground
source of drinking water).
¾ KelasII Æ membuangair yang dikeluarkandaridalambumi
padaproduksiminyakdangas bumi, yang dapatpula tercampur
denganlimbahbukanB3.
¾ KelasIII Æ untukmenginjeksikanfluidauntukekstraksimineral.
¾ KelasIV Æ untukpembuanganlimbahyang mengandung
radioaktif, (sumurjenisinitidaklagidigunakan).
¾ KelasV Æ yang tidaktermasukkelas-kelasdiatas, biasanya
untukpembuanganlimbahbukanB3 kedalamataukebagian
ataslapisansumberair.



SAMPAH

Pendahuluan
„ Limbah: semuabuanganyang dihasilkanolehaktivitasmanusiadan
hewanyang berbentukpadat, lumbur(sludge), cairmaupungas yang
dibuangkarenatidakdibutuhkanatautidakdiinginkanlagi. Walaupun
dianggapsudahtidakbergunadantidakdikehendaki, namunbahan
tersebutkadang-kadangmasihdapatdimanfaatkankembalidandijadikan
bahanbaku.
„ PembagianLimbah:
9 Berdasarkansumbernya, seperti: limbahkegiatankota(masyarakat),
industri, pertambangan.
9 Berdasarkanfasanya/bentuknya: padat, berlumpur(sludge), cair, gas
9 Berdasarkansifatbahayanya: limbahbahanberbahayadanberacun
(B3), limbahnon-B3, limbahdomestik.
„ LimbahDomestik:
9 Dihasilkandariaktivitasprimer sehari-hari
9 Dalambentuk: cair Æ darikegiatanmencucipakaiandanmakanan,
mandi, kakus, dankegiatanlain yang menggunakanair rumah
9 Padat: dikenalsebagaisampah(domestik)

SumberSampah JenisSampah
Rumahtinggal/permukiman Sisamakanan, kertas,plastik, kulit,
potongankain, sampahhalaman, kayu, kaca, kaleng, logam, abu, daun,
barangelektronik, oli, ban, baterai, dll.
Komersil(pasar, pertokoan,rumah
makan, kantor, hotel, dsb)Kertas,plastik, kayu, sisamakanan, kaca, logam, dll
Institusi(sekolah, rumahsakit, penjara)Kertas,plastik, kayu, sisamakanan,
kaca, logam, dll
Pembangunan/pembongkarangedung, jalan, dsbKayu, baja, beton, debu, dll
Pelayananmasyarakatdiluarfasilitasunit pengolahan(penyapuanjalan, saranaparkir, pantai, tempatrekreasi, dll)Sampahkering, patahanpohon, ranting, sampahtaman, dll.
Industri Sampahyang sejenissampahkota
Pertanian Sampahpertaniansejenissampahkota

TimbulanSampah
9 Untukkota-kotadiIndonesia, timbulansampahrata-rata adalah2,5-3,5
L/orang/hari.
9 Besarnyatimbulansampahkotasangatdipengaruhioleh:
¾ Tingkat hidup: makintinggitingkathidup, makinbanyaksampahnya
¾ Polahidupsertamobilitasmasyarakat
¾ Iklim
¾ Polapenyediaankebutuhanhidupdanpenangananmakanan
KomposisiSampah
9 Komposisisampahbiasanyadinyatakansebagai%beratatau%volume
terhadapkelompokataujenisnya
9 Sampahrumahtanggapadaumumnyamengandungbahanmudah
membusukyang tinggi(bisamencapai75-80%) dankadarair yang
tinggi(65-70%)
9 Pembagiankomposisibiasanyadinyatakansebagai
-Sisamakanan -Kulitdankaret -Debu, dll
-Kertas -Logam
-Plastik -Kain/ tekstil

KarakteristikSampah
9 Untukmenentukanketerolahannya, makadibutuhkananalisis
karakteristiksampah, beberapakarakteristikyang pentingadalah:
¾ Kadar keringdankadarair
¾ Kadar volatildankadarabu
¾ Nilaikalor
¾ Kadar karbonorganik
¾ Kadar nitrogen organik

TeknikOperasionalPersampahan, terdiriataskegiatan:
9 Pewadahan(storage)
9 Pengumpulan(collection)
9 Pemindahan(transfer)
9 Pengangkutan(transportation)
9 Pengolahan/pemrosesan(treatment/processing)
9 Daurulang(reuse, recovery, recycling)
9 Penyingkiran(disposal)

Teknik Operasional Persampahan
1. Pewadahan
„ Pewadahan : penampungansementarasampahyang dihasilkandisumber
baikindividual ataukomunal. Denganadanyapewadahanyang baik, maka:
¾ Bauakibatpembusukansampahyang jugamenarikdatangnyalalat
dapatdiatasi.
¾ Air hujanyang berpotensimenambahkadarair disampahdapat
dikendalikan.
¾ Pencampuransampahyang tidaksejenisdapatdihindari.
Berdasarkanletakdankebutuhandalamsistempenanganansampah,
makapewadahandapatdibagikedalam:
¾ Level 1 Æ wadahsampahyang menampungsampahlangsungdari
sumbernya(misalnyadiletakkandidapur, ruangkerja, dll)
¾ Level 2 Æ bersifatsebagaipengumpulsementara, menampungsampah
dariwadahlevel 1 maupunlangsungdarisumbernya(misalnya
diletakkandiluarkantor, sekolahataupinggirjalan)
¾ Level 3 Æ merupakanwadahsentral, biasanyabervolumebesaryang
akanmenampungsampahdarilevel .

2. Pengumpulan
„ Pengumpulan : pengumpulansampahdariwadah-wadahdi
sumbersampah, denganberbagaisaranasepertigerobak
dantruk.
Polapengumpulansampahterdiriatas:
¾ Polaindividual langsungolehtrukpengengkutmenujuke
pemrosesan
¾ Polaindividual tidaklangsung, denganmenggunakan
pengumpulsejenisgerobaksampah
¾ Polakomunallangsungolehtrukpengangkut
¾ Polakomunaltidaklangsung
¾ Polapenyapuanjalan

3. Pemindahan
„ Pemindahan : penampungansementarasampahsebelumdiangkutoleh
truk. Saranayang digunakandapatberupasebuaharea pemindahan, atau
sebuahwadahbesaryang peletakkannyaterpusatatautersebar.

4. Pengangkutan
„ Pengangkutan : pengangkutansampahdarilokasipemindahanketempat
daurulangatauketempatpengolahanatauketempatpemrosesanakhir.
Saranayang digunakanmisalnyatrukataukeretaapi.
Sistempengangkutansampahdapatdilakukandenganmetode:
¾ Hauled Container System (HCS) Æ sistempengumpulansampahyang
wadahpengumpulannyadapatdipindah-pindahdanikutdibawake
tempatpemrosesanakhir. HCS merupakansistemwadahangkutuntuk
daerahkomersil.
¾ Stationary Container System (SCS) Æ sistempengumpulansampah
yang wadahpengumpulannyatidakdibawaberpindah-pindah(tetap).
Wadahpengumpulaninidapatberupawadahyang dapatdiangkatatau
yang tidakdapatdiangkat. SCS merupakansistemwadahtinggal
ditujukanuntukmelayanidaerahpermukiman.
Jeniskendaraanpengangkut Æ trukterbuka, dump truck, arm-roll truck,
roll-on truck, multi-loader truck, compactor truck

5. Pengolahan
„ Pengolahan : bertujuanuntukmemrosessampahagar :
9 Berkurangvolume atauberatnya, seperti insinerasi,
pengomposan
9 Berkurangsifatbahayanyaterhadapmanusiaataulingkungan
9 Lebihmemudahkandalampenangananselanjutnya, antaralain :
¾ Penghalusan(grinding)
¾ Pemadatan

6. Daur Ulang
„ Daur ulang : kegiatan penanganan sampah, menggunakan cara-
cara pengolahan, atau cara-cara manual, agar sampah tersebut
dapat dimanfaatkan kembali berbeda dari asalnya.
„ Sampah yang masih memiliki nilai apabila di daur ulang adalah
sampah pembungkus (packaging), kertas bekas dan sampah
plastik.
„ Di negara industri, aplikasi pengemas yang mudah didaur ulang
menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan nilai saing produk
tersebut di pasar.Cara yang paling mudah untuk mendaur ulang di mulai dengan
memisahkan terlebih dahulu sampah-sampah dari sumbernya. Hal ini
dapat dilakukan sendiri di rumah.

7. Pembuangan Akhir
„ Pembuangan Akhir : penyingkiran sampah ke alam lingkungan,
seperti ke dalam tanah, ke dalam lautan, dsb. Merupakan alternatif
akhir dan tahap akhir yang dilakukan. Bila dilakukan dengan
mengurug (mengisi) tanah, dikenal sebagai landfilling.




penyaluran air limbah dan drainase

masyarakat >(penggelontoran)sistem penyaluran air limbah>(pencemaran)lingkungan
masyarakat <(banjir) sama <(hujan)lingkungan
Daerah Urban / Perkotaan
„ Interaksi aktivitas manusia dengan siklus
hidrologi alamiah
„ Gangguan :
…Pengambilan air Æ wastewater
…Penutupan tanah dengan permukaan yang
kedap air Æ stormwater Æ sistem drainase
air mengalir di permukaan tanah (surface runoff), bisa mandek, tempat nyamuk, ditangani!
Sistem Terpisah
™Sistem Penyaluran Air Limbah
™Sistem Penyaluan Air Hujan
¾Sistem Gabungan

Sistem penyaluran air limbah : menyalurkan air
limbah dari perumahan dan fasilitas umum, ada juga
yang digabung dengan air limbah industri
Sistem drainase membawa air limpasan dari hujan
yang jatuh di atap gedung, jalan, dan permukaan
lainnya.
Sistem gabungan membawa kedua jenis air
tersebut dalam satu sistem
Pemilihan Sistem
| Alasan utama penggunaan sistem terpisah :
¾ Air limbah biasanya dialirkan ke instalasi pengolahan
air limbah untuk diperbaiki kualitasnya sebelum
dibuang ke sungai/laut
¾ Umumnya direncanakan untuk melayani aliran
maksimum limbah domestik
¾ Jika hujan turun, sistem gabungan akan menerima
aliran 50x aliran normal. Hal ini berarti instalasi
pengolahan harus direncanakan dengan ukuran yang
berlebihan atau air limbah akan meluap dari sistemnya
dan masuk ke sungai/kali

Pengelolaan Limbah Domestik
„ Dalam pengelolaan limbah domestik dikenal sistem
pengolahan terpusat (off site sanitation) dan sistem
pengolahan setempat (on site sanitation)
„ Sistem off site : sistem dimana air limbah disalurkan
melalui sewer (saluran pengumpul air limbah) lalu
kemudian masuk ke instalasi pengolahan terpusat
menggunakan salah satu dari jenis pengolahan yang
telah diterangkan sebelumnya
„ Sistem on site : sistem dimana penghasil limbah
mengolah air limbahnya secara individu, misalkan
dengan menggunakan tangki septik

Konfigurasi Sistem
„ Sistem jaringan pengumpul air limbah dan air hujan ada 5 (lima) pola.
A. Pola Zone, pola ini dapat digunakan untuk sistem gabungan.
Pola ini membagi daerah pelayanan menjadi 3 (tiga) zone : tinggi,
sedang dan rendah. Air yang terkumpulkan dialirkan ke IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah). Pada saat terjadi hujan besar, air
yang meluap langsung dibuang ke sungai melalui interseptor. Untuk
melayani daerah rendah digunakan stasiun pompa.
B. Pola Interseptor, dapat digunakan untuk sistem
gabungan.
Pola ini membagi daerah pelayanan dalam beberapa
wilayah (district), masing-masing wilayah dilayani
satu interseptor.
C. Pola Tegak Lurus, dapat digunakan untuk sistem
air hujan atau sistem gabungan.
Pola ini menggunakan lebih dari satu pipa utama.
Pada sistem ini air hujan langsung dibuang ke
sungai.
D. Pola Kipas, biasanya digunakan untuk sistem air
limbah.
Pada pola ini pipa utama (main trunk) hanya satu.
E. Pola Radial, digunakan untuk sistem air limbah
atau gabungan.
Pada pola ini digunakan jika tidak mungkin
mengumpulkan air limbah pada satu lokasi dan
daerah pelayanan berada pada daerah berbukit.

Faktor Penting Perancangan Sistem
| Umum
¾ Penentuan daerah yang akan dilayani
¾ Pengamatan topografi
¾ Lokasi sungai dan IPAL
¾ Penentuan konfigurasi jaringan
9 Terpisah
9 Gabungan
| Sistem penyaluran air limbah
¾ Jumlah populasi
¾ Pelayanan air limbah domestik dan industri
¾ Kuantitas air limbah
¾ Kriteria perencanaan
9 Kecepatan minimum air dalam pipa (prinsip saluran terbuka)
9 Jarak Manhole
| Umumnya air limbah domestik diperhitungkan dari 80% air minum yang
digunakan

Langkah Perancangan
| Penyaluran Air Limbah
¾ Asumsi 1 (satu) unit rumah dengan penghuni 5 (lima) orang
¾ Pemakaian air 150 liter/orang/hari
¾ Air limbah : 80% x 5 x 150 l/o/hr = 600 l/rumah/hari
¾ Population Equivalent = 600 l/rmh/hr
¾ Angka selanjutnya digunakan untuk merencanakan dimensi pipa
yang diperlukan pada jaringan pengumpul
¾ Langkah selanjutnya adalah merencanakan dimensi pipa
9 Lateral, minimum diameter 150 mm
9 Submain
9 Main (pipa utama) diameter bisa mencapai lebih dari 2000 mm

Banjir
„ MenurutKamus International Commission on
Irrigation and Drainage (ICID), banjir(flood)
adalah: “A Relatively high flow or stage in a
river , markedly higher than usual; also the
inundation of low land which may result there
from.
„ A body of water raising, swelling and
overflowing land not usually thus covered”

DrainasePerkotaan
„ Drainase berasal dari bahasa Inggris drainage, yang
memiliki arti mengalirkan, menguras, membuang, atau
mengalihkan air.
„ Drainase : suatu tindakan teknis untuk mengurangi
kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan,
rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu
kawasan dan atau lahan sehingga fungsi kawasan
tersebut tidak terganggu. (Suripin. 2004).
„ Drainase perkotaan yaitu suatu sistem drainase yang
menangani permasalahan kelebihan air di wilayah
perkotaan yang meliputi drainase permukaan dan
drainase bawah permukaan.

Faktor Penting Perancangan Sistem
Sistem Pengumpul Air Hujan
„ Kuantitas air yang akan dialirkan tergantung luas daerah dan
curah hujan
„ Air hujan tergantung intensitas hujan, jenis daerah yang akan
dilayani
„ Pembagian daerah pelayanan berdasarkan jenis
penggunaannya
„ Prinsip alam dalam infiltrasi air hujan masih diharapkan terjadi
sehingga ukuran saluran tidak terlalu besar
„ Jenis bahan penutup permukaan tanah menentukan
banyaknya air yang mengalir dan masuk ke dalam tanah
„ Kualitas air hujan yang dikumpulkan dari atap rumah dan jalan
sudah mengandung bahan pencemar

Langkah Perancangan
Pengumpul Air Hujan
¾ Daerah pelayanan diidentifikasi sebagai langkah awal
¾ Pola jaringan ditentukan
¾ Menggunakan rumus rasional :
Q = C. A. I
dimana :
Q : besarnya air hujan yang dikumpulkan (m³/jam)
C : koefisien limpasan berdasarkan jenis permukaan (tanpa dimensi)
A : luas permukaan wilayah yang akan dikeringkan(m²)
I : intensitas hujan (cm/jam)
¾ Harga C untuk atap rumah =1,0 ; lapangan rumput = 0,3 dan tempat
parkir = 0,9
¾ Kriteria perencanaan : kecepatan air minimum di dalam saluran
adalah 1,5 m/s agar pasir dan sampah dapat terbawa.

Kiat Drainase
„ Kiat drainase tradisional, yaitu membuang limpasan air hujan
secepatnya dengan jalur sependek-pendeknya, yang akan
mempercepat datangnya debit puncak aliran dimana banjir akan
melanda daerah hilir alirannya.
„ Kiat drainase, seperti halnya kiat penataan lingkungan
digolongkan menjadi 2, yaitu (Hardjosuprapto,1998) :
¾ Tindakan yang sifatnya biologis-ekologis, diantaranya adalah
melestarikan atau menyediakan daerah hijau sebagai daerah retensi
dan peresapan air yang optimal.
¾ Tindakan yang sifatnya teknologis-higienis, diantaranya dengan
prinsip “semua daerah hulu, arus limpasan air hujan yang belum
membahayakan atau belum mengganggu lingkungan sebisa
mungkin dihambat, diresapkan, atau ditampung dalam kolam retensi
sebagai sumber daya imbuhan air tanah dan air permukaan”.

Green Infrastruktur
Konsep/strategi perencanaan yang tetap
mempertahankan proses alamiah ekologi
kawasan, konservasi udara, dan sumber air
tanpa menimbulkan degradasi sumber-sumber
alam dalam jangka panjang dan memberikan
kontribusi pada kesehatan dan tingkat
kesejahteraan masyarakat/pemukim.

Horizontal Planted Filter
adalah Wetland Buatan
dengan filter aliran
Horizontal
Wetland buatan adalah sistem
pengolahan air buangan yang
terdiri dari media/substrat,
vegetasi, kehidupan satwa,dan
air yang menyerupai lahan basah
alami

Green Infrastructure
(Pengelolaan Air Hujan)
Konsep Green Infrastruktur dapat diaplikasikan melalui
beberapa infrastruktur drainase yang berbeda dengan
infrastruktur konvensional, antara lain :
1. Saluran drainase standar & swales
2. Kolam retensi
3. Sistem bioretensi
4. Parit infiltrasi

Semua air yang mengalir lewat suatu sungai
bergerak meninggalkan daerah tangkap sungai
(DAS) tersebut tanpa memperhatikan
asal/jalan yang ditempuh sebelum mencapai
saluran (surface atau subsurface)



Senin, 21 Desember 2009

Kelebihan Jembatan Cable Stayed :

  • Kabel lurus memberikan kekakuan yang lebih besar dari kabel melengkung. Disamping itu, analisis non linier tidak perlu dilakukan untuk geometri kabel lurus.
  • Kabel diangker pada lantai jembatan dan menimbulkan gaya aksial tekan yang menguntungkan secara ekonomis dan teknis.
  • Tiap – tiap kabel penggantung lebih pendek dari panjang jembatan secara keseluruhan dan dapat diganti satu persatu.


Kelemahan Jembatan Cable Stayed

  1. Diperlukan metode pelaksanaan yang cukup teliti jika jembatan Cable Stayed dibangun dengan bentang yang lebih panjang, bagian yang terkantilever sangat rentan terhadap getaran akibat angin selama masa konstruksinya.
  2. Sama halnya dengan jembatan penggantung, kabel penggantungnya memerlikan perawatan yang intensif untuk melindungi dari karat.


Kelebihan Jembatan Rangka Batang

Gaya batang utama merupakan gaya aksial
Dengan sistem badan terbuka (open web) pada rangka batang dimungkinkan menggunakan tinggi maksimal dibandingkan dengan jembatan balok tanpa rongga.

Kedua faktor diatas menyebabkan pengurangan berat sendiri struktur.

Disamping itu, ukuran yang tinggi juga mengurangi lendutan sehingga struktur lebih kaku. Keuntungan ini diperoleh sebagai ganti dari biaya pabrikasi dan pemeliharaan yang lebih tinggi. Jembatan rangka batang yang konvensional paling ekonomis untuk bentang sedang.

Kelemahan Jembatan Rangka batang

Efisiensi rangka batang tergantung dari panjang bentangnya, artinya jika jembatan rangka batang dibuat semakin panjang, maka ukuran dari rangka batang itu sendiri juga harus diperbesar atau dibuat lebih tinggi dengan sudut yang lebih besar untuk menjaga kekakuannya, sampai rangka batang itu mencapai titik dimana berat sendiri jembatan terlalu besar sehingga rangka batang tidak mampu lagi mendukung beban tersebut.

kelemahan:
1. rendahnya nilai notch toughness terutama pada daerah ujung pelat badan dari penampang-penampang WF
2. mengenai stabilitas penampang. nilai kelangsingan penampang baja relatif tinggi yang menyebabkan kemungkinan bahaya tekuk yang cukup besar.
3. detail sambungan yang cukup rumit, karena sambungan harus mampu mengakomodasi terjadinya penyerapan energi pada sendi plastis sesuai kinerja struktur yang direncanakan. dalam perencanaan struktur, disyaratkan bahwa pelelehan tidak boleh terjadi di sambungan, tetapi pada bagian struktur yang memang sudah direncanakan mencapai batas leleh.
4. harga yang relatif lebih mahal

kelebihan :
1. nilai kuat bahan baja yang jauh lebih tinggi daripada beton
2. harga nilai leleh baja lebih tinggi dibandingkan beton, hal ini memungkinkan baja mencapai sendi plastis untuk beban yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan beton.
3. massa jenis baja yang lebih kecil dibandingkan beton, sehingga berat rangka baja yang digunakan lebih ringan dibanding beton.
PILAR (PIER)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan pilar :
 Balanced Stiffness dan Balanced Frame
Geometry
 Kelangsingan Lokal dan Global
 Pembesaran Momen (Momen Magnification)
 Perencanaan Sendi Plastis (Detailing)

Konsep Balanced Stiffness
 Ketidakteraturan geometrik sistem struktur
menyebabkan perilaku respon nonlinear struktur
menjadi kompleks dan sulit untuk diprediksi. Oleh
karena itu perlu dicek keseimbangan dari kekakuan
struktur secara global.
Tujuan Mengontrol Keseimbangan Kekakuan
(Balanced Stiffness):
 Mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan
berlebihan yang terjadi pada elemen struktur yang
lebih kaku
 Distribusi respon inelastik yang tidak seimbang pada
struktur
 Peningkatan torsi pada kolom karena adanya rotasi
rigid-body dari struktur atas
Balanced Frame Geometry-
CALTRANS
Untuk mencegah kemungkinan superstruktur keluar dari
dudukannya dan mencegah terjadinya benturan antara
dua portal yang bersebalahan pada ekspansion joint.
Ti:Tj >=0,7
Dimana :
Ti= periode getar alami portal yang lebih kecil
Tj= periode getar alami portal yang lebih besar

Pierhead harus memperhitungkan minimum lebar dudukan balok/girder
dihitung dengan formula berikut :
N > ps + cr+sh + temp + EQ- + 100 mm
Dimana :
ps : perpendekkan elastic akibat prestressed
cr+sh : deformasi akibat creep dan shrinkage
temp : deformasi akibat perubahan temperatur
eq- : deformasi relative akibat gempa.

Minimum ketebalan pelat deck dihitung dengan rumusan berikut
(S adalah jaraj antar girder) :
h= (S + 3000):30 (mm)
Pelat harus mampu menahan gaya terpusat dari roda
kendaraan (punching shear)

BALOK (GIRDER)
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam desain
balok atau girder :
a. Pemilihan tipe balok/girder yang sesuai
b. Sistem struktur dari jembatan
(simple beam, continuous bem)
c. Sistem penulangan (konvesional
reinforcement or Prestressing system)
d. Sistem konstruksi jembatan

mempelajari kontur tanah lapangan, selanjutnya studi pemilihan jembatan, mulai perencanaan yaitu dari pembebanan, analisis, sampai penggambaran detail, kemudian dilanjutkan proses pelaksanaan konstruksi

Bentang Jembatan standar

  • T-BEAM (6 – 25 m)
  • COMPOSITE (20 – 30 m)
  • PRESTRESSED (16 – 40 m)
  • TRUSS (35 – 100 m)
  • VOIDED SLAB (5 – 16 m)

1. BEBAN MATI (DEAD LOAD)
Beban mati harus memperhitungkan :
 berat dari semua komponen struktural
 perlatan dan utilitas yang menyatu
(komponen non-struktural)
 Lapisan tanah penutup
 wearing surface
 future overlays
 rencana pelebaran.

2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD)
Beban hidup atau beban lalu lintas terdiri dari
beberapa komponen :
 Beban terbagi rata, UDL (Uniform Distributed Load)
 Beban garis, KEL (Knife Edge Load)
 Beban truk, T (Truck Load)
 Impak (Impact / Dynamic Load Allowance, DLA)

BEBAN LAJUR ”D”
UNIFORM DISTRIBUTED LOAD (UDL) :
UDL memiliki intesitas q kPa, dengan q tergantung
pada panjang bentang yang di bebani total (L).
L<30m, q =" 8kN/m2
L>30m, q = 8(0,5+15/L)kN/m2


KNIFE EDGE LOAD (KEL) : dikali dengan DLA yang didapat dari tabel, dapat dijumlahkan dengan UDL
KEL memiliki intensitas sebesar p kN/m yang
ditempatkan tegak lurus pada arah lalu lintas, dan pada
kedudukan sembarang sepanjang jembatan dimana
memberikan dampak paling masksimum. P = 44 kN/m.


Hanya satu truk harus ditempatkan dalam tiap lajur lalu lintas
rencana untuk panjang penuh jembatan. Truk “T” harus
ditempatkan di tengah lajur lalu lintas.
dikali dengan DLA 0,3 DYNAMIC LOAD ALLOWANCE

GAYA REM (BREAKING FORCE)
 Pengaruh rem dan percepatan lalu lintas harus
dipertimbangkan sebagai gaya memanjang. Gaya ini
tidak tergantung pada lebar jembatan dan diberikan
dalam Tabel berikut untuk panjang struktur yang
tertahan.



Untuk jembatan yang mempunyai kelengkungan pada
arah horizontal, maka akan timbul gaya centrifugal yang
besarnya dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut :
dimana : Ttr=0.006Vkuadrat x Tt:R
TTR : gaya centrifugal pada suatu section jembatan
TT : beban kendaraan total yang berada pada
section yang sama
V : kecepatan rencana (km/jam)
R : radius dari kelengkungan jembatan

EFEK RANGKAK DAN SUSUT (CREEP
AND SHRINKAGE EFFECT)
 Efek rangkak dan susut dipertimbangkan
pada perencanaan jembatan yang
menggunakan material beton.
 Efek ini harus diperhitungkan terutama untuk
struktur-struktur yang terkekang (bentang
menerus)
 Juga diperhitungkan untuk movement pada
bearing dan expansion joint.
EFEK TEMPERATUR
(TEMPERATURE EFFECT)
 Pengaruh merusak utama dari variasi suhu adalah
pembentukan retak yang merugikan untuk beton dan
mengurangi kemampuan jembatan. Kehilangan
kekuatan dapat terjadi bila retakan tersebut
mempercepat laju kerusakan.
 Pengaruh temperatur akan memberikan efek
sekunder pada elemen sekunder yang mengalami
pengekangan.
 Pengaruh temperatur dibagi menjadi :
a. Variasi pada temperatur jembatan rata-rata
b. Variasi temperatur didalam bangunan atas
jembatan (perbedaan temperatur)

EFEK PRATEGANG
(PRESTRESSING EFFECT)
 Gaya prategang akan memberikan efek
sekunder pada elemen struktur yang
mengalami pengekangan dan struktur statis
tak tentu.
 Gaya prategang harus diperhitungkan
sebelum (selama pelaksanaan) dan sesudah
kehilangan tegangan dalam kombinasinya
dengan beban beban lain

TEKANAN AIR (STREAM
PRESSURE)
 Longitudinal
p = 5.14x10-4 CDV2
dimana :
p = Tekanan Air (MPa)
CD = Drag coefficient (Lihat Tabel 1)
V = Kecepatan air rencana (m/sec.)
 Lateral
p = 5.14x10-4 ClV2
dimana :
p = Tekanan Air Lateral (MPa)
CL = Lateral Drag coefficient (Lihat Tabel 2)
V = Kecepatan air rencana (m/sec.)

Beban pejalan kaki sebesar 3.6 kPa harus
diperhitungkan pada trotoar dengan lebar lebih dari
600mm bersamaan dengan dengan beban
kendaraan.
Semua elemen dari trotoar atau jembatan
penyeberangan yang langsung memikul pejalan kaki
harus direncanakan untuk beban nominal sebesar 5
kPa.

Koefisien Gaya Gempa tergantung beberapa
hal berikut :
a. Perioda alami struktur jembatan
b. Percepatan puncak batuan dasar
c. Jenis tanah pada lokasi struktur jembatan

Daktilitas struktur didefinisikan sebagai nilai rasio
antara perpindahan maksimum yang mampu dicapai
oleh struktur ( delta D) terhadap perpindahan disaat terjadi
kelelehan pada struktur (delta y ).
Faktor modifikasi respon struktur (faktor R) yang
merupakan representasi dari tingkat daktilitas struktur. R = 1.6 x u

KOMBINASI PEMBEBANAN
 Kondisi Operasional (Service):
 SL 1 : DL + (LL + Rem)
 SL 2 : DL + 1/1.4 (0.25 LL + EQL + 0.3 EQT)
 SL 3 : DL + 1/1.4 (0.25 LL + 0.3 EQL + EQT)
 SL 4 : 0.9 DL + 1/1.4 (+ EQL + 0.3 EQT)
 SL 5 : 0.9 DL + 1/1.4 (+ EQT + 0.3 EQL)
KOMBINASI PEMBEBANAN
 Kondisi Ultimit:
 UL 1 : 1.3 DL + 2 (LL + Rem)
 UL 2 : 1.3 DL + 0.25 (LL) + EQL + 0.3 EQT
 UL 3 : 1.3 DL + 0.25 (LL) + 0.3 EQL + EQT
 UL 4 : 0.9 DL + EQL + 0.3 EQT
 UL 5 : 0.9 DL + EQT + 0.3 EQL
 Dimana :
 DL : beban mati
 LL : beban hidup
 EQL : Beban gempa statik eqivalen arah
longitudinal (searah sumbu jembatan)
 EQT : Beban gempa statik eqivalen arah
transversal (tegak lurus sumbu jembatan)




II. KOMPONEN-KOMPONEN
JEMBATAN
 PELAT LANTAI (DECKS)
 BALOK (GIRDER)
 PILAR (PIER)
 PIERHEAD
 ABUTMEN
 PILE CAP
 FONDASI
 LAIN-LAIN (BEARING, EXPANSION JOINT,
PARAPET, PELAT INJAK, WINGWALL,
DIAPHRAGM).

III. PEMBEBANAN
JEMBATAN
 Berat Mati (Dead Load)
 Beban Hidup (Live Load)
 Gaya Rem (Breaking Force)
 Gaya Centrifugal (Centrifugal Force)
 Efek Rangkak dan Susut (Creep and Shrinkage Effect)
 EfekTemperatur (Temperature Effect)
 Efek Prategang (Prestressing Effect)
 Tekanan Aliran Air (Stream Pressure)
 Tekanan Tanah (Lateral Earth Pressure)
 Beban Pejalan Kaki (Sidewalk Load)
 Beban Angin (Wind Load)
 Beban Gempa (Earthquake Load)