Kamis, 02 September 2010

transport

Uraian
Lapisan aspal beton (Laston) merupakan suatu lapis permukaan konstruksi jalan terdiri dari

campuran
aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur, dihampar dan dipadatkan

dalam
keadaan panas pada suhu tertentu.

Sifat-sifat ,
Sebagai lapis permukaan perkerasan jalan,LASTON mempunyai
sifat-sifat :
-mempunyai nilai structural
-kedap air
-mempunyai stabilitas tinggi
-peka terhadap penyimpangan perencanaan dan pelaksanaan.

Komposisi Umum Campuran
Campuran LASTON terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal. Agregat yang

terdiri dari
beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai sehingga didapatkan gradasi
campuran yang dipersyaratkan dalam spesifikasi. Terhadap agregat ini ditambahkan aspal

dalam
jumlah tertentu sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi ini.

Penentuan Jumlah Aspal
Jumlah aspal dalam presentase berat, yang harus ditambahkan pada agregat biasanya berkisar

antara
4 sampai 7 persen berat agregat kering. Presentase pasti untuk pelaksanaan harus ditetapkan

oleh
Direksi atas dasar percobaan laboratorium dan analisa saringan agregat yang akan digunakan.

Perkerasan lentur dan sebutkan tiap bagian serta fungsinya
surface
subbase
base
subgrade

VJP diketahui, k diketahui, LHR = k . VJP

faktor yang mempengaruhi kualitas aspal = titik leleh dan titik bakar, titik lembek.

Tahapan yang paling krusial dalam menghasilkan kualitas aspal dan jalan yang baik adalah si

pelaksana (kontraktor) dalam membuat jobmix design dan jobmix formula haruslah sesuai

dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bina Marga, artinya dalam skala lab (sebelum

hotmix dibuat dalam skala besar) campuran aspal, abu (filler), batu (aggregate) haruslah

ideal serta campuran aspal tidak boleh terlalu sedikit atau berlebih, dimana hal itu akan

sangat berpengaruh terhadap kualitas hotmix yang akan digelar (sedikit campuran akan

berakibat aspal akan mengelupas/rutting, bila kebanyakan akan bergelombang/bleeding).

Faktor lainnya yang turut mempengaruhi kualitas aspal/jalan adalah pada tingkat pelaksana,

ada satu kebiasaan yang kurang baik ketika aspal digelar dengan finisher lantas dipadatkan

dengan TR, sisa hotmix yang tidak terpadatkan biasanya oleh para pekerja dikumpulkan

kembali dan dikembalikan ketengah hotmix yang sudah dipadatkan tadi untuk dipadatkan kedua

kalinya, dan ini akan mengakibatkan segregasi (kerapatan dari pamadatan aspal sudah tidak

standar lagi dan menimbulkan celah walau kecil hal ini akan membuat air (bila hujan) masuk

kedalam pori-pori aspal dan akan terus menyusup kedalam seiring terjadinya beban lintasan

yang terus menerus oleh kendaraan, air ini akan melepaskan ikatan aspal dengan aggregate,

yang lambat laun akan membuat lubang dari kecil hingga menjadi besar.
Jalan arteri sekunder adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan

jarak jauh kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi seefisien,dengan

peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota. Didaerah perkotaan juga

disebut sebagai jalan protokol.Jalan arteri sekunder menghubungkan :
kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu.
antar kawasan sekunder kesatu.
kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.
jalan arteri/kolektor primer dengan kawasan sekunder kesatu.
Jalan arteri sekunder dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30 (tiga puluh)

km per jam.
Lebar badan jalan tidak kurang dari 8 (delapan) meter.
Lalu lintas cepat pada jalan arteri sekunder tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.
Akses langsung dibatasi tidak boleh lebih pendek dari 250 meter.
Kendaraan angkutan barang ringan dan bus untuk pelayanan kota dapat diizinkan melalui jalan

ini.
Persimpangan pads jalan arteri sekunder diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai

dengan volume lalu lintasnya.
Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas same atau lebih besar dari volume lalu lintas

rata-rata.
Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak dizinkan

pada jam sibuk.
Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu

lintas, lampu jalan dan lain-lain.
Besarnya lala lintas harian rata-rata pada umumnya paling besar dari sistem sekunder yang

lain.
Dianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat

lainnya.
Jarak selang dengan kelas jalan yang sejenis lebih besar dari jarak selang dengan kelas

jalan yang lebih rendah.



Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau

antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Sistem jaringan jalan primer

disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk

pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa

distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:
menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat

kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan
menghubungkan antarpusat kegiatan nasional, sebagai contoh Jalur Pantura yang menghubungkan

antara Sumatera dengan Jawa diMerak, Jakarta, Semarang, Surabaya sampai dengan Banyuwangi

merupakan arteri primer.

Karakteristik jalan arteri primer adalah sebagai berikut :
Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh)

kilometer per jam (km/h);
Lebar Daerah Manfaat Jalan minimal 11 (sebelas) meter;
Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien; jarak antar jalan masuk/akses langsung minimal

500 meter, jarak antar akses lahan langsung berupa kapling luas lahan harus di atas 1000

m2, dengan pemanfaatan untuk perumahan;
Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan

volume lalu lintas dan karakteristiknya;
Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu lalu lintas, marka jalan, lampu

lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan lain-lain;
Jalur khusus seharusnya disediakan, yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat

lainnya;
Jalan arteri primer mempunyai 4 lajur lalu lintas atau lebih dan seharusnya dilengkapi

dengan median (sesuai dengan ketentuan geometrik);
Apabila persyaratan jarak akses jalan dan atau akses lahan tidak dapat dipenuhi, maka pada

jalan arteri primer harus disediakan jalur lambat (frontage road) dan juga jalur khusus

untuk kendaraan tidak bermotor (sepeda, becak, dll).


Jalan tol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan) adalah suatu

jalanalternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak

dari satu tempat ke tempat lain.Di Indonesia, jalan tol sering dianggap sinonim untuk jalan

bebas hambatan, meskipun hal ini sebenarnya salah. Di dunia secara keseluruhan, tidak semua

jalan bebas hambatan memerlukan bayaran. Jalan bebas hambatan seperti ini dinamakan freeway

atau expressway(free berarti "gratis", dibedakan dari jalan-jalan bebas hambatan yang

memerlukan bayaran yang dinamakan tollway atau tollroad (kata toll berarti "biaya")).

Satuan mobil penumpang disingkat SMP adalah satuan kendaraan di dalam arus lalu lintas yang

disetarakan dengan kendaraan ringan/mobil penumpang, dimana besaran SMP dipengaruhi oleh

tipe/jenis kendaraan, dimensi kendaraan, dan kemampuan olah gerak. SMP digunakan dalam

melakukan rekayasa lalu lintas terutama dalam desain persimpangan, perhitungan waktu alat

pengatur isyarat lalu lintas(APILL), ataupun dalam menentukan nisbah volume per kapasitas

jalan (V/C) suatu ruas jalan. Di Amerika dan Eropa, satuan mobil penumpang dikenal dengan

istilah passenger car unit atau PCU atau passenger car equivalent (PCE).

Lalu lintas harian rata-rata disingkat LHR adalah volume lalu lintas yang dua arah yang

melalui suatu titik rata-rata dalam satu hari, biasanya dihitung sepanjang tahun. LHR

adalah istilah yang baku digunakan dalam menghitung beban lalu lintas pada suatu ruas jalan

dan merupakan dasar dalam proses perencanaan transportasi ataupun dalam pengukuran polusi

yang diakibatkan oleh arus lalu lintas pada suatu ruas jalan.

Secara Makroskopik arus lalu lintas digambarkan/ dicirikan oleh 3 parameter utama :
1.
Volume atau tingkat arus(volume or rate of Flow) 2. Kecepatan (Speed) 3. Kerapatan

(Density)
Selain itu digunakan pula parameter headway (h), spacing (s), danoccupancy ( R).
Terkait padaheadway danspacing ada parameter clearance (c) dangap (g).

VOLUME HARIAN • Definisi : Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melintas suatu

titik pengamatan diatas jalan atau lajur atau arah dari jalan, selama satu interval waktu

tertentu. • Satuan volume lalu lintas adalah kendaraan per satuan waktu, satua watu yang

sering digunakan sebagai dasar perencanaan adalah hari (lintas harian). • Average annual

daily traffic (AADT) adalah volume lalu lintas rata-rata 24-jam pada suatu lokasi selama

setahun penuh 365 hari – yaitu, total jumlah kendaraan yang melintasi suatu lokasi dalam

setahun dibagi 365. • Average annual weekday traffic (AAWT) adalah volume lalu lintas

rata-rata 24-jam yang berlangsung selama hari kerja (weekdays) selama setahun. Volume ini

mempertimbangkan
bahwa volume selama hari libur (weekend) kecil, sehingga tidak diperhitungkan untuk
menggambarkan rata-rata harian.AAWT dihitung dengan cara membagi total lalu lintas harian
selama setahun dengan 260.
• Average Daily Traffic (ADT) adalah volume lalu lintas rata-rata 24-jam pada lokasi

tertentu untuk suatu perioda waktu tertentu yang kurang dari setahun. JikaAADT adalah untuk

setahun penuh, ADTmungkin diamati dan diukur untuk 6 bulan, satu musim iklim, satu bulan,

satu minggu, atau sesingkat seperti dua hari. AngkaADT hanya valid untuk periode selama

sesuai dengan ketika angka itu diamati. • Average weekday traffic (AWT) adalah volume lalu

lintas rata-rata 24-jam yang berlangsung selama hari kerja untuk suatu periode waktu yang

kurang dari setahun, misalnya sebulan, atau semusim iklim. Hubungan antaraAAWT danAWT

analog dengan hubungan antaraAADT dan ADT. Satuan untuk volume harian adalah kendaraan/hari

(vpd = vehicles per day). Volume harian tidak
memisahkan untuk lajur ataupun arah, tetapi untuk keseluruhan fasilitas (ruas jalan) pada

suatu
lokasi tertentu.

VOLUME JAM-an (hourly volumes) •Volume harian dapat digunakan untuk perencanaan (planning)

tetapi tidak cukup untuk digunakan untuk tujuan disain (design) dan analisis operasional.

•Volume lalu lintas harus dipertimbangkan bervariasi sepanjang 24 jam, dan sering secara

periodik terjadi volume maksimum pada jam sibuk pagi hari dan petang hari (adanyacommuter =

pergerakan para pekerja kota yang tinggal di pinggir dan luar kota). •Suatu jam tertentu

dalam suatu hari yang memiliki volume jam-an tertinggi disebut sebgai “jam-puncak”. Volume

lalu lintas pada jam ini menjadi perhatian besartraffic engineer dalam disain atau analisis

operasional. •Volume jam puncak adalah volume ber-arah, yaitu volume lalu lintas pada

masing- masing arah, atau volume lalu lintas dimana arah dipisahkan.
•Jalan harus didisain dapat menampung volume lalu lintas pada jam puncak
•Volume lalu lintas jam puncak digunakan dalam analisis operasional: pe

ESTIMASI VOLUME JAM-an DARI VOLUME HARIAN •Dalam disain, volume jam puncak kadang-kadang

diperkirakan dari proyeksi volume harian, menggunakan hubungan berikut : DDHV= AADTx Kx D

Dimana : DDHV= directional design hour volume(volume berarah jam disain) [vph vehicles per

hour, kendaraan per jam] AADT= average annual daily traffic [vpd], lalu lintas harian

rata-rata (LHR) [kendaraan per jam] K= proporsi lalu lintas harian yang terjadi/berlangsung

pada jam-puncak, diekspresikan sebagai bilangan desimal. D= proporsi dari lalu lintas

jam-puncak yang berjalan diatas arah puncak (peak direction), diekspresikan sebagai

bilangan desimal
faktorK danD biasanya dihitung berdasarkan karakteristik lokal atau regional.
Faktor K berkurang dengan bertambahnya pembangunan jalan
Faktor D lebih variabel, tergantung pada pembangunan dan hubungan spesifik antara
fasilitas (jalan) yang ditinjau dengan zona pembangkit perjalanan tertentu (pemukiman, pasa

CONTOH ESTIMASI VOLUME JAM-PUNCAK •Misalkan suatu ruas jalan luar kota denganAADT yang

diproyeksikan dalam 20 tahun
kedepan akan mencapai 32.000 kendaraan/hari. Untuk jalan luar kota di wilayah/
lokasi ini, telah diketahui bahwa lalu lintas jam-puncak saat ini adalah mendekati 20%
dari AADT, dan bahwa arah puncak (peak direction) secara umum menampung 70%
dari lalu lintas jam-puncak.
Aproksimasi lintas harian rata-rata (LHR) dapat diestimasi sebagai: LHR =AADT xK xD =

32.000 x 0.20 x 0.70 = 4480 kendaraan/jam

PEAK-HOUR FACTOR (PHF) •Untuk perioda 15 menit-an, nilai PHF maksimum adalah 1.00, yang

terjadi ketika
volume di setiap 15 menitan semuanya sama, dan nilai minimum adalah 0.25, terjadi
ketika volume jam-an terjadi di salah satu interval 15 menitan, di tiga interval lainnya
kosong atau nol.
•Rentang normal dari nilai PHF adalah antara 0.70 dan 0.98, dimana nilai yang lebih rendah

menunjukan derajat yang lebih besar dari variasi arus selama jam puncak. •PHF secara umum

mendeskripsikan karakteristik bangkitan-perjalanan dan dapat diterapkan untuk suatu area

atau bagian dari jalan atau sistem jalan. •Ketika nilai PHF diketahui, dapat digunakan

untuk mengkonversi volume jam-puncak menjadi suatu perkiraan tingkat puncak arus didalam

suatu jam : HV F=--------- PHF
dimana:
F
= tingkat puncak dari arus dalam satu jam (kendaraan/jam) peak rate of flow within hour HV=

volume puncak jam-an (kendaraan/jam) peak hourly volume PHF = peak-hour facto

KECEPATAN dan WAKTU TEMPUH PERJALANAN •Definisi kecepatan dan waktu tempuh yang diperlukan

adalah yang sesuai dengan karakteristik gerakan kendaraan secara nyata di atas jalan,

dimana kondisinya di suatu lajur jalan tidak selalu hanya terdapat satu kendaraan, atau

dengan kata lain tidak sederhana seperti meninjau gerak satu benda di suatu lintasan bebas

(dalam fisika dikenal satu definisi kecepatan dalam persamaan gerak atauequation of

motion). •Untuk dapat menjelaskan situasi dan fenomena gerakan kendaraan-kendaraan di atas

jalan (arus lalu lintas) di bentuk lebih dari satu definisi dan formula kecepatan, yang

dasarnya sama seperti pengertian kecepatan dalam persamaan gerak (fisika) yaitu jarak yang

ditempuh dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak itu. •Untuk menjelaskan

karakteristik arus lalu lintas diturunkan beberapa definisi kecepatan yaitu: –kecepatan

sesaat (Spot speed )
–kecepatan rata-rata waktu (Time mean speed )
–kecepatan rata-rata ruang (Space mean speed )
–kecepatan total perjalanan (Overall speed)
–Kecepatan berjalan perjalanan (Running speed)
–Kecepatan arus bebas (Free flow speed)


KECEPATAN RATA-RATA RUANG (SPACE MEAN SPEED) •Kecepatan adalah laju pergerakan, yaitu jarak

per satuan waktu •Kecapatan rata-rata ruang (space mean speed) memperhitungkan rata-rata
berdasarkan lama waktu yang dipergunakan setiap kendaraan pada panjang ruas
jalan tertentu atau di dalam “ruang”.
contoh : kendaraan 1 menempuh jarak 120m dalam 8 detik, kendaraan 2 dalam 4 detik,

kendaraan 3 menempuh jarak yang sama dalam 4,8 detik, berapa kecepatan rata-rata ruang

kedua kendaraan ?
jawab:
waktu tempuh rata-rata =( 8 + 4 + 4,8 )/3 = 5,6 detik
kecepatan rata-rata ruang = 120/ 5,6 = 21,43 m/deti


?
KECEPATAN RATA-RATA WAKTU •Kecepatan yang diukur ketika kendaraan melintas di suatu titik

atau sepotong
segmen (pendek) dari jalan, disebut kecepatan sesaat, atauspot speed, disebut pula
kecepatan spot. Misalkan dari contoh ilustrasi diatas, tercatat tiga kendaraan
melintas, kendaraan 1 melintas dengan kecepatan 15 m/detik, kendaraan 2 melintas
dengan kecepatan 30 m/detik, dan kendaraan 3 melintas dengan kecepatan 25
m/detik. Ketiga nilai kecepatan yang tercatat adalah kecepatan sesaat atauspot
speedmasing-masing kendaraan. •Kecepatan rata-rata waktu (time mean speed) adalah rata-rata

aritmetik dari kecepatan spot (spot speed), ditulis dengan rumus Vi = sigma V (dari i sampe

n) / n

OVERALL SPEED dan RUNNING SPEED •Overall speed danrunning speed adalah ukuran dalam konteks

peninjauan
lintasan perjalanan yang cukup panjang antar suatu titik asal menuju titik
tujuan. Ukuran-ukuran ini digunakan dalam studi tentang waktu tempuh
perjalanan, untuk mengevaluasi perbandingan tingkat pelayanan dua
lintasan rute yang berbeda
•Overall speed adalah jarak perjalanan dibagi waktu total yang dibutuhkan
mulai dari berangkat dari tempat asal sampai tiba di tempat tujuan,
termasuk waktu tunda, atau waktu berhenti karena ada gangguan,
termasuk waktu antri di persimpangan jalan
•Running speed adalah total jarak yang ditempuh dibagi total waktu
kendaraan selama bergerak, wkatu ketika kendaraan berhenti dulu atau
diam, tidak dihitung (tidak dijumlahkan).

KECEPATAN ARUS BEBAS •Kecepatan arus bebas (free flow speed), adalah ukuran yang

‘dibuat’untuk menjadi
bagian dari pengukuran ‘kapasitas’ jalan. Terdapat definisinya dalam manual
kapasitas jalan (Indonesia:MKJI, Amerika: Highway Capacity Manual, HCM , terakhir
MKJI ’97 dan HCM 2000)
•Kecepatan arus bebas, adalah suatu batas kecepatan pada kondisi dimana setiap
kendaraan dapat memilih kecepatannya dengantanpa hambatan adanya kendaraan
lain
•Free-flow speed (1) The theoretical speed of traffic, in kilometers per hour, when density

was zero, that is, when no vehicles are present; (2) the average speed of
vehicles over an urban street segment without signalized intersections, under
condition of low volume; (3) the average speed of passenger cars over a basic
freeway or multilane highway segment under conditions of low volume. (HCM, 2000)
•Jadi kecepatan arus bebas bukan hasil pengukuran, hanya teoritis, bukan karakteristik arus

lalu lintas, dibutuhkan untuk pengukuran kapasitas jala

VOLUME, TINGKAT ARUS, KEPADATAN, KECEPATAN •Volume dantingkat arus adalah dua ukuran

berbeda. Volume adalah jumlah sebenarnya dari kendaraan yang diamati atau diperkirakan

melalui suatu titik selama rentang waktu tertentu. Tingkat arus (rate of flow) adalah

jumlah kendaraan yang melalui suatu titik dalam waktu kurang dari 1 jam, tetapi

diekivalenkan ke tingkat rata-rata per jam. Telah dibahas dalam contoh diatas, volume

kendaraan lewat 900 kendaraan dalam 15 menit, tingkat arusnya adalah 3600 kendaraan/jam

•Kepadatan (density) atau konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang
tertampung suatu segmen jalan dengan panjang tertentu, di rata-ratakan terhadap
waktu, dinyatakan dengan kendaraan per mil (atau km). Jika akan dihitung nyata
secara langsung diperlukan foto udara, tetapi dapat pula secara lebih mudah
dihittung jika telah ada informasi kecepatan dan tingkat arus :
q=vxk dimana : q=tingkat arus [kendaraan/jam]
v= kecepatan tempuh rata-rata [km/jam] = kecepatan rata-rata ruang
k = kepadatan rata-rata [kendaraan/km]

CONTOH KEPADATAN, SPACING, HEADWAY •Contoh soal kepadatan: suatu ruas jalan pada suatu saat

mengalami tingkat arus
1800 kendaraan/jam dan kecepatan tempuh rata-rata 60 km/jam, maka
kepadatannya adalah:
k = 1800/60 [(kendaraan/jam) / (km/jam)] = 30 kendaraan/ km •Spacing (s) adalah jarak

antara dua kendaraan berurutan dalam aliran lalu lintas
yang diukur dari bemper depan kendaraan dengan bemper depan kendaraan
dibelakangnya.
Spacing antar kendaraan disuatu lajur dapat diamati melalui foto udara •Headway adalah

waktu antara dua kendaraan yang berurutan ketika melalui sebuah titik pada suatu jalan.

Headway antar kendaraan-kendaraan dapat dihitung dengan pengamatan menggunakanstowatch

•Spacing danheadway berhubungan dengan kecepatan, tingkat arus, dan kepadatan •Jarak antar

kendaraan di dalam aliran lalu lintas dinyatakan dengan kepadatan, yang
merupakan parameter penting dalam menjelaskan kebebasan bermanuver dari
kendaraan (freedom of maneuverability).


TINGKAT HUNIAN LAJUR(LANE OCCUPANCY) •Tingkat hunian lajur (lane occupancy) adalah salah

satu ukuran yang digunakan untuk pengawasan jalan tol, R = jumlah dari panajng kendaraan /

panjang bagian-jalan
CONTOH HITUNGANOCCUPANCY •Lima kendaraan, dengan panjang 18,18,20,21,dan 22 ft, berada di

jalan tol yang panjangnya 600 ft. Berapakah pengisian lajur dan kepadatan jalan tol

tersebut ? • Jawaban: R = (18+18+20+21+22)/600 = 0,165 panjang rata-rata kendaraan =

(18+18+20+21+22)/5 = 19,8 ft k= 0,165 x (5280/19,8) = 44 kendaraan /m



CLEARANCE, GAP, HEADWAY •Clearance dan gap berkaitan dengan parameter spacing (ft) dan

headway (detik)’
Keempat variabel ini terlihat pada gambar 5.2. Selisih antara spacing dan clearance
jelas adalah panjang rata-rata kendaraan (ft). Selisih antara headway dan gap adalah
ekivalen waktu dari panjang rata-rata sebuah kendaraan (L/v)
g = h-L/v dan c = g.v g= gap rata-rata (detik)
L= panjang kendaraan rata-rata (ft)
c= spacing rata-rata (ft)
h= headway rata-rata (ft)
v= kecepatan rata-rata (ft/detik)

CONTOH PERHITUNGAN UNTUK CLEARANCE, GAP, HEADWAY • Dimana: xi = jarak yang ditempuh oleh

kendaraan ke-i di dalam domain ruang-waktu ti = waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan ke-I

untuk menempuh domain ruang waktu A= luas domain ruang-waktu A = 1000 x 25 = 25.000

ft-detik q = 6940 kendaraan-ft/ 25.000 ft-detik = 0,277 kendaraan/detik= 977 kendaraan/jam

[ 1 jam = 3600 detik ] k= 193 kendaraan-detik/ 25.000 ft-detik =7,72 x 10-3kendaraan/ft =

40,75 kendaraan/ mil [ 1 mil = 5278,87 ft] vs=6940 kendaraan-ft/ 193 kendaraan-detik =35,96

ft/detik =24,52 mil/ja

cant is often referred to as cross slope or camber. It helps rainwater drain from the road

surface. Along straight or gently curved sections, the middle of the road is normally

higher than the edges. This is called "normal crown" and helps shed rainwater off the sides

of the road. During road works that involve lengths of temporary carriageway, the slope may

be the opposite to normal – i.e. with the outer edge higher – which causes vehicles to lean

towards oncoming traffic: in the UK this is indicated on warning signs as 'adverse camber'.

Daerah Manfaat Jalan disingkat DAMAJA merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh

lebar tinggi dan kedalaman ruang batas tertentu. Ruang tersebut diperuntukkan bagi median,

perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang

pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan dan bangunan pelengkap

lainnya.
Lebar Damaja ditetapkan oleh Pembina Jalan sesuai dengan keperluannya. Tinggi minimum 5.0

meter dan kedalaman mimimum 1,5 meter diukur dari permukaan perkerasan.


Daerah Milik Jalan (Damija)
Ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh

pembina jalan dengan suatu hak tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku; daerah milik jalan diperuntukkan bagi daerah manfaat jalan dan pelaksanaan jalan

maupun penambahan jalur lalu lintas di kemudian hari serta kebutuhan ruang untuk pengamanan

jalan.(KD. No.43/AJ.007/DRJD/97)

data yang dipakai untuk perancangan geometrik jalan : peta topografi peta kontur

(berkontur, tidak lebih kecil dari 1:10000, perbedaan garis kontur tidak lebih dari 5m),

peta geologi (informasi daerah labil / stabil), peta tata guna lahan (informasii ruang

perntukan jalan), peta jaringan jalan yang ada. , peta hidrologi

berdasarkan waktu tembh di lengkung peralihan (LS), LS = Vrencana.T/3,6
berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, Ls = 0,022.Vrencana/R/C-2,727 Vrencana.e/C
berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian, Ls = (em-en).Vrencana/3,5/re

lapisan perkerasan : pelat beton (semen), subbase course (lapisan drainase), subgrade

penetrasi (pen) = kedalaman tembus jarum standar dengan berat standar (50/100gr) pada aspal

dalam suhu kamar dalam waktu 5s. aspal pen 70 maksudnya adalah aspal yang memiliki

kedalaman tembus sebesar 7 mm jamur standar pada benda uji aspal dengan beban 100gr pada

suhu 25.
macam2 tes aspal : kekerasan aspal, penetrasi, nilai penetrasi menyatakan kekerasan aspal.
titik lembek, ring and ball, suatu suhu dimana aspal mulai melelehh atau mencair. titik

nyala dan titik bakar, cleveland open cup, titik nyala adalah suhu terendah dimana percikan

api pertama kali terjadi, titik bakar adalah suhu dimana aspal mulai terbakar. kuat tarik,

daktilitas, mengukur kelenturan aspal, aspal ditarik sampai putus. berat jenis, piknometer,

nilai berat jenis aspal. kehilangan berat akibat pemanasan, thin film oven test, nilai

kehilangna berat akibat pemanasan. kelarutan aspal, test kelarutan, nilai aspal yang tidak

larut bila >>0,5% -> aspal terkontaminasi. viskositas, tes viskositas, kekentalan aspal.

macam2 test agregat : tes saringan, mengetahui susunan butiran agregat, fraksi agregat

terdiri dari kasar halus filler. berat jenis, berat jenis curah, berat jenis permukaan

jenuh, berat jenis semu, berat jenis efektif, penyerapan, penyerapan menyatakan jumlah

aspal yang akan diserap oleh agregat. berat isi, mengetahui berat isi agregat,

berat/volume. tekanan, impact, crushing(tekan), agregat impact value, agregat

crushingvalue,membandingkan berat agregat yang hancur setelah ditumbuk dan gitekan dengan

agregat utuh. keasuan, losangeles. kepipihan dan kelonjongan, diukur dengan alat flakines

indekse,elongation inddeks. untuk mengetahui ikatan pengeisian rongga rongga antar agregat.

pelapukan agregat, soundess, dalm larutan sodium sulfat dan larutan magnesium sulfat

marshall test adalah test yang digunakan untuk mencari nilai-nilai stabilitas flow yang

nantinya akan digunakan untuk mencari kadar aspal optimum
stabilitas adalah kekuatan campuran aspal dalam menahan deformasi akibat beban kendaraan
flow adalah nilai pelelehan pada saat pembebanan maksimum tercapai

kadar aspal optimum, fungsi aspal adalah sebagai perekat dan pengisi. maka jumlah aspal

harus optimum, jika jumlah aspal terlalu sedikit akan mengakibatkan kurang berfungsinya

aspla sebagai perekat dan pengisi. hal ini bisa menyebabkan masuknya air ke dalam rongga

sehingga mengakibatkan bleeding.

bagian potongan melintang jalan : damaja, daerah manfaat jalan, dibatasi oleh lebar antara

batas ambang pengaman konstruksi jalan di kedua sisi jalan, tinggi 5 meter diatas permukaan

perkerasan pada sumbu jalan, kedalaman ruang bebas 1,5 di bawah muka jalan. komponen damaja

: badan jalan (2x3,5m), bahu jalan 2,5m,selokan 1,5m
damija, daerah milik jalan, dibatasi oleh lebar yang sama dengan damija ditambah ambang

penngaman konstruksi jalan dengan tinggi 5 meter dan kedalaman 1,5m. komponon damija:

komponen yang ada di damaja, ambang selebar 3m. daerah pengawasan jalan, dawasja, ruang

sepanjang jalan di luar damaja yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu. minimal lebar

dawasja 20m tuk jalan arteri, 15m untuk jalan kolektor, 10m untuk jalan lokal.

jalan arteri, kolektor, lokal : jalan arteri, angkutan umum, akses dibatasi secara efisien,

kecepatan rata rata tinggi, perjalanan jarak jauh. jalan kolektor, angkuran

pengumpuk/pembagian, aksses dbibatasi, kecepatan rata rata sedang, perjalanan jarak sedang.

jalan lokal, angkutan setempat, akses tidak dibatasi, kecepatan rata rata rendah,

perjalanan jarak pendek.

istilah lalu lintas lalin: Lalu lintas harian rata2 tahunan (LHRT) adalah volume lalu

lintas 24 jam rata rata di suatu lokasi selama 265 haru penuh,(jumlah total kendaraan yang

melintas di suatu lokasi dalam 1 tahun dibagi 365).. lalu lintas hari kerja rata rata

tahunan (LHKRT), adalah volume lalu lintas 24 jam rata rata yang terjadi pada hari kerja

selama satu tahun. Lalu lintas harian rata-rata LHR, adalah volume lalu lintas 24 jam

rata-rata di suatu lokasi selama kurang dari satu tahun (bisa 6 bulan 2 bulan 3 hari). LHR

hanya berlaku selama masa periode nilai tersebut diukur.. Lalu lintas hari kerja rata2,

LHKR, adalah volume lalu lintas 24 jam rata-rata terjadi pd hari kerja selama periode

kurang dari 1 tahun.

VJR, volume jam perencanaa, adalah hubungan antara volume jam tertinggi dan LHR di jalan

antar kota. VJR = k/F x LHRT, k = proporsi lalu lintas harian yang terjadi selama periode

puncak. F = faktor fariasi volume lalu lintas dalam stau jam tersibuk.

peak hour factor, faktor jam puncak, PHF = volume jam puncak / tingkat arus maksimum.

trip generation (bangkitan/tarikan perjalanan), suatu pemodelan yang memperkirakan jumlah

pergerakan yang berasal dari suatu zona dan berapa jumlah pergerakan yang akan tertarik

kepada suatu tata guna lahan atau zona.
trip distribution sebaran perjalanan, pemodelan yang dimaksudkan untuk menghitung besarnya

perjalanan di antara zona zona asal tujuan di wilayah studi.

pemilihan moda, modal split, pemodelan yang bertujuan untuk mengetahui proporsi pelaku

perjalanan yang akan menggunakan setiap moda transportasi yang ada di wilayah studi.

route choice, pembebanan perjalanan menurut jenis moda kepada rute rute jaringan di antara

azona asal dan zona tujuan.

pemodelan nutuk menentukan besarnya volume lalu lintas, trip generation, trip distribution,

modal split, route choice / trip assignment.

koreksi, tujuan mengembalikan nilai kekuatan, tingkat keamanan, kenyamanan kekedapan

terhadap air dan pengaliran air. diterapkan pada perkerasan peraspal yang sudah mengalami

keruskana dengan derajat keparahan berat. sifat2 kegiatan koreksi = diselenggarakan sesuai

dengan kejadian di lapangan daerah terbatas mulai permukaan sd tanah dasar mengganti

menambah perkerasan memberikan nilai konstruksi.

proteksi, tujuan untum mempertahankan nilai kekuatan tingkat keamanan kenyamanan kekerasan

kelancaran pengaliran air. diterapkan pada permukaan perkerasan aspal yang sudah menunjukan

gejala akan terjd kerusakan seperti retak kulit buaya, retak susut, penyausan, kegemukan.

evaluasi kondisi perkerasan jalan :
1.ketidakrataan permukaan (roughness), berhubungan dengan sifat fungsional dan struktural

perkerasan , dinyatakan dengna nilai IRI international rougness index. alat pengukur alat

NAASRA, alat bump integraitor, alat laser profile meter..
2lendutan, respon terhadap gaya vertikal yang diaplikasikan pd permukaan perkerasan aspal.

menentukan kondisi strukturan perkerasan. cara : 1 rebound deflection, pengamatan terhadap

respon perkerasan setelah aplikasi beban dihilangkan secara gradual. 2 true deflection,

pengamatan terhadap respon langsung perkerasan pada beberapa contoh aplikasi beban impact

tunggal, pake falling weight deflectometer
3Alur rutting retak cracking, kerusakan struktural. alur adalah perubahan permanen

sepanjang garis tapak akibat dilampainya beban vertikal batas tanah dasar, disebabakan

kelelahan akibat pengulangan beban pada titik yang sama. retak adalah fenomena terlepasnya

ikatan antara material perkerasan akibat dilampai tegangan horizontal antara lapisan

beraspal dan agregat tanpa aspal. disebabkan kelelahan struktur akibat pengulangan beban

dan kkelebihan beban.
sistem manajemen pemeliharaan jalan : RMMS IRMS URMS HDM BMS PMS

stabilitas, marshall test, kekuatan campuran menahan deformasi akibat beban lalu lintas
fleksibilitas, wheel tracking test, kemampuan campura menahan lendutan momen tanpa timbul

retak
durabilitas, marshall immersion test, ketahanan campuran terhadap beban lalu lintas dan

pengaruh cuaca / sifat keawetan
workabilitas, campuran harus mudah dikerjakan untuk mencapai kondisi ini diperlukan

pengaturan campuran terhadap suhu dan metode pemadatan
ekonomis, menggunakan jenis dan kombinasi material dengan biaya termurah

jalur rencana : salah 1 dari jalur jalan lalu lintas yang menampung lalu lintas terbesar

dalam jalur tepi terluar darii jalan berjalur banyak.
umur rencana : jumlah waktu dalam tahun yang dihitung dr jalan tsb dibuka sampai diperlukan

perbaikan ato perlu diberi lapis ulang
IP indeks permukaan, suatu angka yang menunjukkan kualitas jalan yang berkaitan dengan

kondisi jalan.
lalu lintas harian rata rata LHR : jumlah lalu lintas kendaraan selama setahun penuh dibagi

jumlah hari dalam setahun
angka ekivalen E : angka yang menyatakan perbandingan tingkat kerusakan suatu lintasan

beban sb. tunggal kendaraan terhadap tingkat yang ditimbulkan oleh 1 lintasan beban standar

sumbu tunggal seberat 8,16 ton
LEP lintas ekivalen permulaan : jumlah lalu lintas ekivalen harian rata rata sb tunggal

seberat 8,16 ton rencana yang diduga terjadi pada permulaan umur rencana
LEA pd akhir umur rencana
LET pada tengah umur rencana
LER selama umur rencana, digunakan sbg beban lalu lintas untuk perencanaan
tanah dasar : permukaan tanah asli ato galian timbunan yang dipadatkan dan merukapan

pondasi untuk perletakan lapisan2 perkerasan lainnnya.
lapis pondasi bawah = lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar
lapis pondasi = terletak antar lapis pondasi bawah dan lapis permukaan
lapis permukaan = lapis perkerasan yang paling atas yang menerima beban lalu lintas
daya dukung tanah dasar DDT = suatu besaran yang menyatakan daya dukung atau kekerasan

tanah atau kondisi tanah sebagai fungsi dari CBR
faktor regional = pengaruh lingkungan terhadap perkerasan yang merupakan fungsi kemiringan

jalan dan persentasi kendaraan berat
ITP Indeks tebal perkerasan = angka yang berhubungan dengan penentuan tebal perkerasan

perlengkapan jalan : rambu perintah, larangan, peringatan, petunjuk informasi
marka : marka garis terputus, marka garis penuh, zebra corss , dilarang parkir dll
kerb : bagian dari perlengkapan jalan yang berfunggsi untuk meninggikan permukaan, luar

jalur gerak jalan, disisi, trotoar
trotoar : jalan pejalan kaki agar tidak menggunakan badan jalan yang akan mengganggu

kelancaran lalu lintas serta mempertinggi potensi terjadinya kecelakaan
pengamat tepi : pd segmen jalan arteri kolektor yang sisi2nya dianggap membahayakan jurang,

diletakkan di sebelah luar bahu jalan. t <105cm

Alinemen Vertikal / penampang menmanjang jalan.
Pada gambar akan terlihat apakah jalan tersebut tanpa kelandaian, mendaki atau menurun, pada perencanaan alinemen vertikal ini di pertimbangkan bagaimana meletakkan sumbu jalan sesuai kondisi medan dengan menperhatikan sifat operasi kendaraan, keamanan jarak pandang dan fungsi jalan. Pemilihan alinemen Vertikal, berkaitan dengan pekerjaan tanah yang mungkin timbul akibat adanya galian dan timbunan yang harus di lakukan.

Kondisi yang baik antara alinemen vertikal dan horinzontal memberikan keamanan dan kenyamanan pada pemakai jalan. Perencanaan ini diharapkan dapat miningkatkan umur pada konstruksi jalan tersebut. Selain itu dari segi ekonomis diharapkan dapat menguntungkan.
































1 komentar:

  1. segregasi, agregatnya tidak bercampur secara merata, berkumpul di suatu tempat, sehingga performance tidak dicapai

    BalasHapus